BANGKALAN | duta.co – Emil Dardak menjadi satu-satunya calon Wakil Gubernur Jawa Timur yang hadir dalam Focus Grup Discussion (FGD) bertema Pembangunan Madura yang diselenggarakan Universitas Trunojoyo Madura dan Lingkar Jatim di Gedung Graha Utama UTM, Bangkalan, Senin (30/04/2018).

Aliman Haris, Direktur Lingkar Jatim, yang memberikan sambutan menjelaskan FGD ini adalah bentuk komitmen stakeholder dan para calon kepala daerah untuk  pembangunan Madura. Lebih lanjut dijelaskan semua calon kepala daerah yang berkaitan dengan pembangunan Madura diundang semuanya, mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota.

“Kami sudah mengundang semuanya, dari calon gubernur Jatim yang hadir hanya Mas Emil Dardak, sedangkan pihak paslon nomor dua mengkonfirmasi ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan dan semua calon bupati se-Madura tidak semuanya hadir,” kata Aliman dalam sambutannya.

Emil yang mendapatkan giliran pertama menuturkan, FGD ini momentum untuk mengisi komitmen pembangunan Madura, bukan sekadar retorika politik yang tidak mengena. Doktor ekonomi pembangunan termuda Jepang ini juga berkomitmen mengawal dua hal yang juga menjadi komitmen memajukan Madura, yakni jagung dan garam.

Emil memaparkan selama ini kendala garam adalah geomembran yang menjadi kata kunci untuk mewujudkan industri garam. Selain garam, Emil melihat jagung hibrida juga penting dikembangkan. ” Biasanya 2,5 ton per hektar bisa menjadi 8 ton per hektar ini dan ini akan menambah pendapatan per hektar petani dan tentu meningkatkan kesejahteraan mereka,” jelas Emil.

Untuk memperkuat pertanian, Emil berharap kepala daerah di Madura mampu mengawal pelaksanaan proyek-proyek embung yang menjadi prioritas PU agar suplai air dapat merata. Harapannya, pertanian dan pasokan air di Madura bisa tercukupi.

Pembangunan Pelabuhan

Emil juga menilai penting untuk segera dibangun Pelabuhan Tanjung Bulu Pandan yang akan memakan dana 17,2 triliun dan pembangunan tol 2,6 triliun. Menurutnya, pembangunan pelabuhan ini akan menjadi daya ungkit ekonomi agar pertumbuhan ekonomi Madura di pesisir utara ditambah lagi dengan adanya industri pesisir Utara di masa depan.

“Untuk mencapai arah transformasi ekonomi Madura harus ada upaya percepatan, menginvestasikan sumberdaya birokrasi, anggaran untuk mensukseskan pembangunan jalan tol, dan mendukung fungsi BPWS dalam mewujudkan kawasan kaki jembatan Suramadu sisi Madura dan kawasan khusus Madura,” kata suami Arumi Bachsin ini disambut aplaus para undangan.

Untuk mewujudkannya, dibutuhkan  energi besar, koordinasi yang intensif dengan semua pihak dalam maupun mancanegara, supaya masa depan Madura dapat terwujud. Tak hanya itu, proses koordinasi juga menjadi penting mulai kepala daerah dan para kyai serta ulama.

“Harus ada forum ulama untuk mengawal investasi, karena ulama sangat didengarkan oleh masyarakat. Jadi ulama juga ikut mengkaji arah pembangunan dan ekonomi Madura ke depan. Kemudian dibangun bersama suatu kesepakatan antar kepala daerah bersama  ulama,” tambahnya.

Emil juga berbagi pengalaman ketika dirinya membangun bandara bersama delapan kepala daerah dan pelayaran perintis selatan Jawa bersama tujuh kepala daerah, dari barat hingga timur pulau Jawa. Upayanya membangun bandara dan pelayaran perintis selatan Jawa meliputi Cilacap, Trenggalek, Banyuwangi, dan Bali akhirnya terwujud melalui koordinasi intensif dan pengawalan yang masif hingga ke pemerintahan pusat.

“Itu adalah contoh bahwa koordinasi kepala daerah bukanlah hal yang mustahil. Tentunya harus tidak ketemu saja namun action plannya harus disiapkan,” pungkas Emil. (zal)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry