MENINJAU: Wagub Jatim Gus Ipul bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin dan Bupati Ponorogo Ipong Muchlisin saat meninjau lokasi bencana longsor di Desa Banaran Kec Pulung Kab Ponorogo. [DUTA/FATHIS SUUD]

MENINJAU: Wagub Jatim Gus Ipul bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin dan Bupati Ponorogo Ipong Muchlisin saat meninjau lokasi bencana longsor di Desa Banaran Kec Pulung Kab Ponorogo. [DUTA/FATHIS SUUD]
SURABAYA – Kepedulian masyarakat terhadap para  korban longsor di Ponorogo memang cukup tinggi. Bahkan tak sedikit kelompok masyarakat sengaja  mengumpulkan dan mencari dana di jalanan untuk nantinya disumbangkan kepada para korban bencana.

Sayangnya, cara tersebut justru mendapat sorotan dari Wagub Jatim Saifullah Yusuf. Pasalnya sudah ada pihak berwenang yang bisa dipertanggungjawabkan. “Boleh saja orang peduli, tapi jangan memungut bantuan di jalan raya. Untuk apa? Mungkin lebih bagus lagi jika memberi sumbangan ke pihak yang berwenang,” ujarnya Selasa (11/4).

Diakui Gus Ipul sapaan akrab Saifullah Yusuf, pasca bencana longsor di Ponorogo disusul bencana serupa di Nganjuk, banyak elemen masyarakat melakukan penggalangan atau memungut dana di jalan raya. Kebanyakan mereka meminta kedermawanan para pengendara bermotor di perempatan jalan raya. Seperti di perempatan jalan Raya Darmo dan Urip Sumoharjo Surabaya.

Ketua PBNU itu mengakui akhir-akhir di Jatim banyak terjadi bencana. Namun, semua bencana yang terjadi masih bisa ditangani dengan baik oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat. Termasuk, bantuan kebutuhan sehari-hari bagi keluarga korban.

“Sangat bisa saja pihak-pihak memungut dana, tapi sebaiknya jangan memungut di jalan raya. Bantuan bukan uang dan lain-lain sudah tidak diperlukan lagi, karena semuanya sudah ditangani oleh pemerintah,” tegas Gus Ipul.

Ditambahkan, memungut sumbangan itu tidak sembarangan karena ada ketentuan yang harus ditaati. Sehingga, bantuan yang terkumpul nanti tidak disalahgunakan dan tepat sasaran. “Ada hal-hal yang bisa dilakukan sebetulnya. Agar jangan sampai memungut saja, tapi bisa disalurkan ke pemerintah. Bantuan seperti makanan dan pakaian untuk saat ini sudah cukup,” imbuhnya.

Menurut Gus Ipul, yang dibutuhkan saat ini adalah upaya memulihkan kondisi psikis korban yang selamat agat tidak mengalami trauma, rehabilitasi dan rekonstruksi maupun relokasi. Pemerintah sudah memikirkan upaya-upaya itu, agar mereka bisa menjalani kehidupan normal kembali.

“Keluarga korban sudah diberikan tempat tinggal sementara dengan bantuan jaminan hidup perbulan Rp 900 ribu untuk satu jiwa. Ke depan, bersama pemkab setempat akan dibuatkan rumah di tempat yang aman,” pungkasnya. ud

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry