Ketua DPW PPP Jatim Musyaffa' Noer (kiri) dan Gus Ipul. (FTDUTA.CO/SUUD)

SURABAYA | duta.co – Bakal Calon Gubernur Jawa Timur H Saifullah Yusuf, mengutip pesan para kiai, bahwa, menjadi pemimpin jangan berlebihan atau kebanyakan gaya. Dirinya akan terus berupaya membangun jalinan silaturrahim dengan kiai-kiai PPP, meski, DPP PPP tidak merekomnya.

“DPP PPP beri rekom atau tidak, saya tetap akan datangi kiai-kiai PPP. Saya datang dengan hati dan cinta, bukan hanya saat membutuhkan saja, dengan kiai-kiai PPP ada kesamaan hati dan pikiran untuk membangun Jatim secara berkesinambungan,” ujar Gus Ipul sapaan akrab Saifullah Yusuf saat memberikan pemaparan visi misi Cagub Jatim di hadapan pengurus partai berlambang Ka’bah se Jatim dalam forum Rapimwil DPW PPP Jatim di Surabaya, Minggu (3/12/2017) malam.

Ditegaskan Gus Ipul, dirinya memegang betul nasihat para kiai supaya saat menjadi pejabat atau pemimpin supaya jangan berlebihan atau kebanyakan gaya. Sebab bisa dipastikan kemampuan pemerintah provinsi itu terbatas baik kewenangan maupun anggaran, sehingga tak mungkin bisa menyelesaikan semua persoalan Jatim kecuali dilakukan bersama-sama seluruh elemen yang ada di Jatim.

“Apalagi kewenangan provinsi sudah dibagi-bagi dengan kabupaten/kota. Yang penting itu kerja keras dan melakukan sinergi serta berusaha mendatangkan pertolongan Allah sehingga yang tak masuk di akal bisa dilakukan. Contohnya, adalah para syuhada yang mampu mengusir penjajah walaupun hanya dengan senjata seadanya,” dalih ketua PBNU ini.

Persoalan krusial yang dihadapi Jatim ke depan ada tiga hal. Pertama, soal kemiskinan yang selama ini banyak digembar-gemborkan pihak tertentu. Padahal tahun 2008 angka kemiskinan di Jatim mencapai 16 persen, namun dengan program Jalin Kesra dan Jalin Matra hingga pada tahun 2017 turun tinggal 11,77 persen. Tapi karena jumlah penduduk Jatim itu besar, sehingga walaupun ada penurunan, tapi jumlahnya masih besar.

“Mengatasi kemiskinan itu tanggungjawab bersama, dan perlu solusi inovatif yang tak hanya andalkan keuangan pemerintah. Kalau hanya bagi-bagi (afirmasi) semua orang tanpa sekolah juga bisa,” sindir mantan menteri percepatan daerah tertinggal ini.

Persoalan kedua yang dihadapi Jatim, kata Gus Ipul yakni pengangguran yang masih cukup tinggi sebab banyak lulusan SMA/SMK tak bisa diserap lapangan kerja sehingga menganggur dan perlu mengikuti pendidikan vokasional dan pelatihan di BLK supaya bisa memenuhi kebutuhan lapangan kerja. “Jangan mudah menyalahkan orang lain, itu pesan para ulama,” jelasnya.

Sedangkan, masalah yang ketiga adalah pertanian khususnya rendahnya Nilai Tambah Petani (NTP) dan menyusutnya lahan pertanian akibat alih fungsi, maupun minimnya generasi muda yang mau bekerja sebagai petani. “Sektor pertanian itu menyerap 36 persen lapangan kerja tapi kontribusi terhadap PDRB hanya sekitar 13 persen sehingga otomatis tak seimbang dan menyebabkan kemiskinan,” tambah Gus Ipul.

Sementara itu ketua DPW PPP Jatim Musyaffa’ Noer menjelaskan bahwa banyak DPC PPP yang trenyuh dengan paparan Gus Ipul karena sejatinya mayoritas DPC menghendaki mendukung Gus Ipul di Pilgub Jatim 2018. Namun DPP justru berkehendak lain. “Dalam pemandangan umum DPC-DPC, sebagian besar mendukung Gus Ipul dan sebagian lainnya mendukung Khofifah. Tapi saya tak mau menyimpulkan, biar DPP saja yang menyimpulkan sekaligus membuat rekomendasi,” pungkas Musyaffa’ (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry