LAMONGAN | duta.co – Buka bersama di RM Aqila, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan berbuntut panjang. Gara-gara diduga ada praktek money politics, dari Calon Gubenur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Ini terekam dalam laporan seorang warga bernama Muslich ke Panwaskab setempat, Sabtu (2/6/2018).

Saat datang ke Kantor Panwaskab Lamongan di Jalan Sunan Drajat, Muslich didampingi Sekertaris Tim Pemenangan Tim Khofifah- Emil di Lamongan, Khoirul Huda. Mereka diterima pihak Panwaskab setempat.

Calon Gubenur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul  dilaporkan ke Panwaskab setempat, karena diduga melakukan politik uang saat acara bersama Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Lamongan.

Muslich melaporkan kasus itu ke Panwaskab karena acara di RM Aqila menyalahi aturan. Bagaimana tidak, katanya, pada acara itu paslon gubernur nomor urut 2 mengundang nama PPDI tingkat kecamatan.

“Mereka dikumpulkan di rumah makan Aqila. Di situ acaranya ada yel-yel, ada pidato-pidato, ada nyanyian yang isinya mengajak memilih nomor 2 serta ada bagi-bagi uang,”  kata Muslich, sesaat setelah melapor ke Panwas, Sabtu (2/6/2018).

Padahal, lanjut Muslich, PPDI itu perangkat desa dan termasuk ASN. “Sebagai ASN mestinya mereka memberi contoh yang baik. Mereka ini, menurut aturan tidak boleh terlibat dalam kampanye. Apalagi  di situ ada dugaan bagi-bagi uang,” terangnya.

Dalam laporan itu, Muslich bukan hanya membuat laporan tertulis saja, tapi menyertakan bukti pendukung, termasuk berupa rekaman video dan sejumlah foto.

Atas laporan ini, Muslich minta Panwas segera menindaklanjuti. “Sebab dalam acara di RM Aqila itu ada dugaan kuat pelanggaran pemilu.  Bukti-buktinya sangat kuat,” tegas Sekertaris Pemenangan Pasangan Khofifah-Emil di Lamongan, Khoirul Huda.

Sebenarnya, lanjut Huda, banyak sekali relawan yang ingin melaporkan berkenaan dengan acara PPDI di rumah makan Aqila itu. Hanya saja, persoalan yang akan dilaporkan sama. “Sehingga saat ini saya hanya mengantar salah satu saja untuk melaporkan kejadian itu”, katanya.

Sementara itu, Ketua Panwaskab Lamongan, Toni Wijaya berjanji akan memproses laporan kejadian di RM Aqila sesuai dengan ketentuan. Karena itu, pihaknya mempelajari terlebih dahulu kasusnya. “Laporan tersebut akan diproses sesuai dengan mekanisme perundang-undangan,” pungas Toni Wijaya kepada wartawan.

Sebelumnya, ketua PPDI Lamongan Hartono menolak keras tudingan pengkondisian lembaga yang dipimpinnya itu mendukung salah satu pasangan calon pada Pilgub Jatim mendatang. “Tidak ada yang terlibat. Kami juga tidak memperbolehkan anggota terlibat (kampanye) dalam Pilgub Jatim ini,” katanya usai acara di Aqila.

Disinggung soal undangan yang mengatasnamakan pengurus PPDI untuk hadiri acara di Aqila, dia tidak tahu menahu. Sebab pihaknya juga tidak pernah membuat undangan itu.”Sebenarnya kami juga ingin klarifikasi undangan itu. Siapa yang membuat dan mengedarkan,” katanya.

Disinggung lebih jauh, Hartono mengaku Gus Ipul sempat mampir pada acra itu. “Ya sempat mampir sebentar,” katanya.

Hartono juga mengelak saat dikatakan undangan yang hadir itu anggota PPDI. Menurutnya yang hadir itu tokoh masyarakat, khususnya masyarakat LMDH. “Yang hadir pada acara itu tokoh masyarakat,” pungkasnya.

Tetapi, rekaman video asli tak bisa berbohong. Bukti-bukti ini akan membuka kedok oknum-oknum yang sengaja melanggaran aturan. Sumber duta.co menjelaskan, bahwa penulisan LMDH di backdrop acara, sesungguhnya sangat mendadak. Terlebih faktanya yang datang bukan LMDH, melainkan mayoritas PPDI. Cepat atau lambat prilaku busuk, kalau memang ada, akan terendus ke permukaan. (dam)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry