KEHARUSAN - Sahabat Khofifah segera dideklarasikan. Tampak sejumlah aktifis dari berbagai daerah melakukan koordinasi di Surabaya. (FT/DUTA.CO)

SURABAYA | duta.co – Pantun politik KH Mutawakkil Alallah, Ketua PWNU Jawa Timur, Haus Timbul Dibakar Panas, Kaki Pegel Yuk Berjemur. Gus Ipul dan Azwar Anas Dwi Tunggal Handal untuk Jawa Timur, mendapat tanggapan warga NU, salah satunya Gus Ali Azhar asal Banyuwangi, Jawa Timur.

“Pelanggaran khitthah NU sudah terang-terangan. Pengurus NU dengan enaknya berdalil atas nama pribadi. Mereka tidak pernah peduli, bagaimana dampaknya kepada organisasi. Inilah yang memaksa kami-kami, anak muda NU untuk berjibaku menyelamatkan Khitthah 26 NU. Jika tidak, organisasi ini menjadi dagangan politik,” demikian disampaikan Gus Ali yang masih keluarga pondok pesantren tertua di Kabupaten Sidoarjo kepada duta.co, Senin (06/11/2017).

Ditanya, bahwa dukungan Kiai Mutawakkil itu bersifat pribadi, aktifis PMII ini, justru tersenyum. “Itulah! Sekarang kita saksikan betapa besar nafsu politik pengurus NU. Ironisnya, itu jauh lebih dominan ketimbang urusan umat. Pilkada belum apa-apa, mereka sudah sibuk bikin pantun, dukung mendukung. Bagi warga nahdliyin, sekalipun orang ndeso (desa red) seperti saya, mudah membaca. Jangan dikira nahdliyin tidak paham,” tambahnya.

Gus Ali kemudian mengutip pernyataan lain Kiai Mutawakkil. Bahwa, Ketua PWNU ini menyatakan; Bukan Gus Ipul yang minta dukungan ke kiai, tetapi kiai yang memberi dukungan ke Gus Ipul. “Bayangkan, yang menyampaikan ini pengurus, struktural NU, di mana mereka memiliki kewajiban, tanggungjawab menjaga Khitthah NU. Kalau begini, bagaimana nasib organisasi? Maka, jangan heran kalau nahdliyin selama ini terseok-seok di sektor lain, karena pengurusnya sibuk politik,” tambah Gus Ali dengan nada serius.

Kondisi seperti ini, lanjutnya, butuh kesimbangan. Demi NU, nahdliyin harus bergerak cepat  menegakkan khitthah. Jika tidak, hancur organisasi ini. “Kita segera bentuk para penegak khitthah nahdliyah. Gerakan ini akan mengakar sampai bawah. Dengan fakta di atas, kita ajak sekalian nahdliyin untuk memilih calon gubernur yang mengerti tentang khitthah, bukan merusak khitthah,” tegasnya.

“Para aktifis NU se-Jawa Timur sudah berkumpul, sudah melakukan koordinasi, mereka lebih memimih Khofifah dalam perhelatan Gubenur Jatim. Alasannya, dia berpolitik secara santun, sesuai dengan 9 pedoman politik warga NU. Dia juga tidak mengobok-obak khitthah, tidak menggerakkan struktural NU. Politisi santri seperti ini yang kita dukung,” tegasnya.

Selain itu, tambahnya, dia sebagai menteri terbaik Presiden Jokowi. Dia dinilai paling pas memimpin Jawa Timur, di samping cerdas dan tegas dia dikenal sangat bersih dari money politics dalam mencapai dukungan dari berbagai pihak.

“Kita bentuk Relawan Sahabat Khofifah. Minggu kemarin kita koordinasi. Kita berkantor di Surabaya. Sahabat Khofifah akan bergerak sampai akar rumput. In sya Allah Minggu (12/11) deklarasi dan dihadiri ribuan relawan. Ingat! Kalau sampai politisi yang hobi obok-obok khittah NU dengan cara menggerakkan strutural ini yang jadi, nasib NU kian jauh dari umat. Maka, memenangkan Khofifah adalah pilihan tepat,” jawabnya. (mk)