Gus ALi Azhar (kiri) dan Mahfud M Nor, Ketua Umum PPKN. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Media sosial seperti WhatsApp, sampai Selasa (13/2/2018) pagi masih ramai dengan sikap Ketua PWNU Jawa Timur, KH Mutawakkil Alallah yang menolak permintaan silaturrahim Khofifah, dan hanya mau menerima tim pemenangan kedua pasangan Cagub-Cawagub Pilgub Jatim 2018.

“Sangat tidak elok bagi nahdliyin. Mulai kapan NU punya hasrat mengundang timses Pilgub? Bukankah tim itu terdiri orang-orang partai politik yang, notabene domain KPU. Tidak ada urusan dengan NU. Kalau Ketua PWNU ingin terlibat Pilgub, sebaiknya mundur atau cuti-lah,” demikian disampaikan Gus Ali panggilan akrab Ali Azhar, kader NU yang menggeluti bisnis properti ini kepada duta.co, Selasa (13/2/2018).

Sementara, Mahfud M Nor, Ketua Umum Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyah (PPKN) menilai, bahkan Ketua PWNU Jatim Kiai Mutawakkil sedang keblinger.  Ini akibat dari terlalu kuatnya kepentingan (politik) pribadi sehingga menyeret organisasi.

“Ada dua kesalahan. Pertama, menolak keinginan Khofifah bersilaturrahim, itu salah. Bagaimana pun Khofifah itu kader NU. Di sini ada kesan pendholiman, politis dan tendensius. Bukankah NU harus netral dalam Pilgub? Apalagi Khofifah sebagai kader, ibarat anak yang ingin bertemu orangtua. Jangan pilih kasih, tidak adil, dosa,” katanya Selasa (13/2/2018).

Kedua, lanjutnya, keinginan PWNU mengundang dua tim sukses Pilgub, juga salah. Apa urusan NU dengan tim sukses? Timses Pilgub itu orang Parpol. “Ini benar-benar keblinger. Saya tidak habis pikir, tim sukses itu domain KPU. Gubernur saja tidak berani mengundang. Lalu apa perlunya NU dengan tim sukses?” tanyanya.

Dikatakan bahwa, alasan para kiai (PWNU) cukup mengundang tim pemenangan agar PWNU bisa menyumbangkan saran dan masukan dalam proses Pilgub Jatim nanti, sehingga kedua tim dapat melakukan pendekatan ke masyarakat, mendatangi kantong-kantong pemilih dengan cara santun dan tetap menjaga ketertiban serta kondusivitas. Itupun menurut Mahfud, tidak perlu, karena sudah menjadi tugas mereka.

“Adalah tugas tim sukses melakukan pendekatan kepada pemilih. PWNU tidak perlu repot-repot memberi masukan. Justru yang perlu dilakukan adalah memanggil kedua calon yang sama-sama kader NU, Gus Ipul dan Khofifah. Di depan keduanya, PWNU boleh mendengar visi-misinya sekaligus memberikan masukan agar Pilgub berjalan damai, tertib dan aman,” tegas mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur ini.

Masih menurut Mahfud, PWNU harus segera sadar dan kembali ke khitthah, karena sekarang ini terkesan melakukan politik diskriminatif, pilih kasih. Kondisi ini sangat tidak baik dilihat nahdliyin.

“Tidak mencerminkan uswatun hasanah, justru cermin ketidakdewasaan berpolitik. Kalau masih saja tidak mau balik ke khitthah, solusinya mundur demi izzah dan marwah NU. Ini penting, dan kami akan terus bersuara demi Khitthah NU,” tegasnya. (mky)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry