SEOUL | duta.co — Korea Utara (Korut) kembali mengancam akan melancarkan serangan yang ‘tak terbayangkan’ ke Amerika Serikat (AS), Kamis (19/10). Ancaman ini disampaikan setelah AS mendatangkan beberapa aset militer ke Korea Selatan (Korsel) pekan ini.

AS membawa armada kapal induk USS Ronald Reagan, yang akan terlibat dalam latihan gabungan angkatan laut yang sedang berlangsung bersama Korsel. Selain itu, AS juga membawa pesawat pengebom strategis B-1B Lancer yang akan mengambil bagian dalam Pameran Dirgantara dan Pertahanan Internasional Seoul.

“AS sedang gelap mata dengan membawa tepat ke hadapan kami target yang telah kami tetapkan sebagai yang utama. AS harus bersiap menghadapi serangan yang ‘tak terbayangkan’ pada saat yang juga ‘tak terbayangkan’,” ujar seorang agen Korut kepada kantor berita KCNA, dikutip Anadolu.

Korut sebelumnya telah mengancam akan menembak jatuh pesawat militer Amerika setelah sebuah pesawat pengebom B-1B terbang mendekati Korut bulan lalu.

Ketegangan kedua negara ini diperkirakan akan semakin meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana mengunjungi Korsel bulan depan. Dia kemungkinan akan membahas bagaimana cara menghadapi Korut setelah negara itu melakukan uji coba nuklir keenam dan banyak uji coba rudal balistik tahun ini.

Gunung Uji Coba Nuklir Korut Rusak

Gunung yang menjadi lokasi uji coba nuklir Korut dilaporkan mengalami kerusakan. Gunung itu diketahui mengalami kondisi yang disebut dengan Tired Mountain Syndrome.

Kondisi yang dikenal sebagai “Tired Mountain Syndrome” terjadi saat ledakan nuklir menyebabkan batuan di sekitarnya menjadi lemah dan permeabel.

Lima dari enam tes nuklir Pyongyang dilakukan di bawah Gunung Mantap di lokasi uji coba nuklir Punggye-ri, di barat laut negara itu. Sejak uji coba nuklir Pyongyang yang paling baru, dan paling kuat, pada tanggal 3 September, telah terjadi tiga gempa kecil di daerah sekitarnya.

Pertama terjadi tak lama setelah ledakan tersebut sementara dua gempa kecil terjadi pada akhir September dan pekan lalu. Situs 38North, yang memantau situasi di Korut, bahwa ada kekhawatiran tentang fenomena di Gunung Mantap, karena area yang terkena dampak ledakan terakhir berpotensi dapat meluas sejauh 1,4 km dari titik peledakan.

Tapi situs itu mengatakan hasil seperti itu “tidak biasa”, dan mungkin tidak akan menghentikan area yang digunakan untuk tes lebih lanjut.

“Tidak ada alasan yang tepat untuk berasumsi bahwa situs uji Punggye-ri tidak akan digunakan kembali untuk uji coba nuklir bawah tanah lanjutan,” bunyi laporan tersebut seperti dikutip dari Sky News, Kamis (19/10).

Situs itu mengatakan Punggye-ri memiliki dua kompleks terowongan yang tidak terpakai. Kim Jong-un mengatakan kepada pejabat partai bulan ini bahwa senjata atom negara itu adalah ‘pedang berharga’ untuk melindunginya dari agresi. Tapi rudal nuklir bukan satu-satunya yang diluncurkan Korut.

Wakil duta besar Korut untuk PBB mengatakan pihaknya juga berencana untuk meluncurkan lebih banyak satelit.

Pada pertemuan PBB yang disebut Kerjasama Internasional dalam Penggunaan Luar Angkasa yang Damai, Kim In Ryong mengatakan rencana lima tahun negara itu untuk 2016-2020 mencakup pengembangan satelit praktis yang dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan peningkatan hidup manusia

Ia pun menuduh Amerika Serikat (AS) mencoba menghalangi usahanya dengan alasan melanggar sanksi PBB.

“AS adalah negara yang meluncurkan satelit terbesar dan mengklaim bahwa peluncuran satelit kita merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional,” katanya. (net)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry