
SITUBONDO | duta.co – Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo membangun 152 jamban untuk keluarga miskin menggunakan anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2024.
Pembangunan jambanisasi ini bertujuan untuk membantu rumah tangga miskin, mengingat jamban merupakan sarana penting dalam rumah tangga untuk mendukung terwujudnya lingkungan yang bersih dan sehat.
Bupati Situbondo, Drs. H. Karna Suswandi, M.M., melalui Kepala Dinas Kesehatan Situbondo, dr. Sandy Hendrayono, menjelaskan, jumlah total pembangunan jambanisasi ini sebanyak 152 jamban dan dibangun menggunakan anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2024 sebesar Rp1,9 miliar.
“Pembangunan 152 jamban untuk keluarga miskin ini tersebar di 26 desa dengan menggunakan anggaran dari DBHCHT Tahun 2024. Dengan direalisasikan pembangunan jambanisasi tersebut, diharapkan masyarakat tidak buang air sembarangan. Sebab, program jambanisasi salah satu program kesehatan yang harus dilaksanakan,” jelas dr. Sandy, Kamis, (30/5/24).
Selain itu, sambung dr. Sandy, pembangunan program jambanisasi ini ditargetkan pembangunannya selesai pada tahun 2024 ini. “Kami menargetkan Situbondo bisa bebas ODF (Open Defecation Free -red) atau BAB sembarangan pada tahun 2024. Target tersebut sesuai dengan Instruksi Gubernur Jawa Timur Tahun 2021,” tutur dr. Sandy.
Bukan hanya itu yang disampaikan dr. Sandy. Namun, dia juga mengatakan permasalahan ODF tidak bisa diselesaikan oleh Pemkab Situbondo saja. Oleh karena itu, harus ada kolaborasi, mulai dari pemerintah desa, kecamatan hingga pemerintah daerah untuk segera mengatasi persoalan ODF.
“Kami Dinkes Situbondo melalui Puskesmas-Puskesmas untuk terus mengawal program prioritas ini, untuk mengurangi masyarakat BAB di sembarang tempat yang tentunya akan berdampak pada nilai kesehatan. Permasalahan ODF ini harus kita kerjakan bersama,” jelas dr. Sandy.
Dari 26 desa yang menjadi sasaran pembangunan jambanisasi keluarga, sambung dr. Sandy, 23 di antaranya merupakan desa yang belum ODF. Seperti Desa Jatisari, Ketowan, Jetis, Widoropayung, Cura Suri, Kumbang Sari, Patemon, Semambung.
“Selanjutnya, Sumberanyar, Dawuhan, Bletok, Mlandingan Wetan, Alasbayur, Campoan, Sumberanyar, Rajekwesi, Bugeman, Tambak Ukir, Klampokan, Kandang, Peleyan, Wonokoyo, dan Gadingan wilayah Kabupaten Situbondo,” beber dr. Sandy.
Oleh karena itu, lanjut dr. Sandy, pihaknya berharap dalam program ODF ini tidak ada hambatan di desa-desa yang melaksanakan program ODF. “Semoga target ODF pada tahun ini bisa tercapai dengan baik,” pungkas Kepala Dinas Kesehatan Situbondo, dr. Sandy Hendrayono. (Her/Adv)