
JOMBANG | duta.co – Senin (25/8/25) pagi, Dusun Semelo, Desa Kayen, Kecamatan Bandarkedungmulyo, diguncang kepanikan. Saat sebagian warga baru saja menyiapkan sarapan, asap hitam pekat tiba-tiba membumbung dari sebuah gudang penyimpanan limbah ban bekas milik Fauzi, warga setempat. Bau karet terbakar menyengat, membuat langit perkampungan seolah diselimuti kabut gelap.
“Awalnya kami kira ada orang bakar sampah, tapi asapnya terlalu tebal. Begitu mendekat, ternyata gudang sudah dilalap api,” tutur Suparman (47), warga yang rumahnya hanya berjarak sekitar 50 meter dari lokasi.
Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 05.10 WIB. Warga yang panik berusaha memadamkan api dengan ember, pompa air, bahkan kain basah. Namun, material yang terbakar tumpukan ban bekas justru membuat api semakin ganas, melahap bangunan seluas kurang lebih 120 meter persegi.
Sekitar pukul 05.30 WIB, laporan darurat masuk ke Pos Damkar Jombang. Tiga armada dikerahkan, terdiri dari satu unit fire pumper dan dua unit supply truck. Tim tiba di lokasi pukul 05.56 WIB, disambut suara letupan kecil dari dalam gudang, serta teriakan warga yang khawatir api merembet ke rumah-rumah sekitar.
“Api langsung kami lokalisir agar tidak menjalar ke permukiman. Kondisinya cukup berbahaya karena yang terbakar ban bekas, asapnya tebal sekali,” jelas Plt. Kalaksa BPBD Jombang, Wiku Birawa Felipe Diaz Quintas, di lokasi kejadian.
Setelah hampir dua jam berjibaku, petugas berhasil menjinakkan api. Tepat pukul 07.10 WIB, api dinyatakan padam total. Meski tak ada korban jiwa, kerugian ditaksir mencapai Rp130 juta. Dugaan sementara, kebakaran dipicu korsleting listrik dari rumah yang menempel di sisi gudang.
Bagi warga Kayen, peristiwa ini meninggalkan trauma tersendiri. “Kalau tidak cepat ditangani, mungkin rumah kami juga ikut habis. Ngeri sekali lihat apinya,” kata Sulastri (39), sambil menggendong anaknya yang masih ketakutan.
Kebakaran di gudang limbah ban ini sekaligus menjadi peringatan keras bagi masyarakat: instalasi listrik yang tidak aman bisa berakibat fatal, apalagi jika berdekatan dengan material mudah terbakar. Lebih jauh, warga Kayen juga berharap ada perhatian serius terhadap keberadaan gudang penyimpanan limbah di dekat permukiman mereka.
“Api mungkin sudah padam, tapi rasa was-was warga masih menyala,” pungkasnya. (din)