
SURABAYA | duta.co – Sepi! Posko Rakyat Jawa Timur Menggugat, Kamis (28/8/25) sore tampak sepi. Tidak tampak donasi warga Jatim yang berbondong-bondong sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Kendati begitu, kepada duta.co, salah seorang penjaga posko menyebut donasi ada di gudang sebelah. “Barang-barang donasi ada di gudang sebelah,” kata salah seorang penjaga dengan santai.
Lalu, penjaga itu mempersilakan memotretnya. Sejumlah barang tapak tertata. Ada sejumlah air mineral, ada tulisan donasi di sebuah boks putih. Tak ketinggalan sebuah sepanduk hitam bertuliskan Posko Rakyat Jawa Timur Menggugat.
“Ini provokasi, ada niatan jahat yang dilakukan segelintir orang,” demikian disampaikan H Yusuf Hidayat, Sekjen Barisan Gus dan Santri (Baguss) Jatim kepada duta.co.

Menurut Gus Yusuf, panggilan akrabnya, Gubernur Khofifah itu representasi Nahdlatul Ulama (NU). Ialah kader tulen NU. Menganggu kepemimpinan Bu Khofifah secara ilegal, itu sama saja dengan menganggu nahdliyin.
“Kita pasti bangun, santri pasti tidak terima dengan cara-cara provokasi itu. Ini jahat sekali,” tegasnya.
Masih kata alumni PP Tebuireng, Jombang, gerakan Soleh itu cukup dihadapi oleh santri. “Saya sangat hormat dengan jawaban Ibu Gubernur yang tidak terganggu dengan cara-cara provokator. Dengan demikian, kerja keras untuk mesyarakat Jatim tidak terdampak. Kami (Baguss) akan terus memantau gerakan tersebut,” lanjut alumni FISIP Undar Jombang tersebut.
Gus Yusuf yakin, bahwa, warga Jawa Timur tidak akan terprovokasi. Tetapi, cara-cara yang demikian harus disudahi. “Mereka ini merasa benar dengan cara yang salah. Jika model begini ini tidak diselesaikan, orang akan selalu (merasa benar) melakukan hal yang sama. Bahaya!” jelas Gu Yusuf.
Baguss pun berjanji akan mengawal gerakan ini sampai tuntas. “Lihat saja tanggal 3 September, ada apa? Kalau mereka bergerak, kami (Baguss) siap melibasnya. Ini sudah provokasi yang kelewat batas,” pungkasnya. (dho)