Ketua GPEI Jawa Timur, Is Darmawan Asrikan (kiri) bersama para kolega usai acara Business Gathering, Peluang dan Tantangan untuk Peningkatan Ekspor Jatim di Surabaya, Selasa (28/5/2024). DUTA/ist

Banyak Tantangan yang Harus Dihadapi

SURABAYA | duta.co – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jawa Timur ditarrget untuk bisa ekspor produknya ke luar negeri. Dengan ekspor itu, diharapkan bisa menjadikan UMKM itu naik kelas baik dari produk dan bisnisnya.

UMKM bisa ekspor itu menjadi target Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Timur di 2025 ini bisa dicapai. “UKM bisa ekspor ini sudah berjalan beberapa tahun kami lakukan. Kami memang punya target bisa menjadikan 100 UMKM memiliki pasar di luar negeri,” ujar Ketua GPEI Jawa Timur, Is Darmawan Asrikan usai acara Business Gathering, Peluang dan Tantangan untuk Peningkatan Ekspor Jatim di Surabaya, Selasa (28/5/2024).

Hingga kini kata Is, sudah ada sekitar 15 persen dari target 100 UMKM yang bisa ekspor produknya. “Cukup bagus progresnya. Kebanyakan makanan dan minuman serta handycraft. Dan selama ini pasar masih ke Asia karena ongkos angkut lebih murah, padahal Erpa dan Amerika juga sangat menyukai produk UMKM kita,” tukasnya.

Karena itu, GPEI saat ini mencoba mencari peluang pasar yang lebih besar lagi. Caranya dengan menggandeng diaspora dan pekerja migran Indonesia (PMI) di mana pasar produk UMKM itu terbuka lebar. “Dengan menggandeng diaspora peluang itu terbuka lebar. Mereka bisa memasarkan produk UMKM itu,” tandasnya.

Tantangan Ekspor

Is menambahkan ekspor untuk saat ini memang memiliki tantangan tersendiri. Tantangan itu bisa dari eksternal dan internal. Dari eksternal misalnya kondisi geopolitik terjadinya perang Rusia dan Ukraina adn penyerangan Israel ke Palestina.

“Hal itu berdampak pada terganggunya pelayaran yang biasa melalui Laut Merah terpaksa harus putar ke Afrika. Sehingga cost-nya bertambah besar,” ungkap Is.

Namun, Is mengaku optimis kinerja ekspor Jawa Timur tetap tumbuh. Hal itu terbukti dengan kinerja tiga bulan terakhir di 2024 ini dimana ekspir mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

“Itu juga didukung oleh sektor perbankan yang memberikan kredit dan pembiayaan pada UMKM untuk bisa ekspor, mengembangkan produknya,” tandasnya.

Salah satu bank yang menyediakan pembiayaan bagi pelaku usaha agar bisa ekspor adalah Bank Syariah Indonesia (BSI). Perwakilan BSI Jemursari, Tjahjono Subroto mengatakan BSI melihat peluang ekspor Jawa Timur terutama sangat besar. Sehingga pembiayaan disiapkan bagi semua pelaku usaha mulai yang skala besar hingga yang kecil. “Kita berikan layanan dna permodalan bagi mereka agar bisa ekspor,” ungkapnya.

Di 2023 lalu, BSI secara nasional menyalurkan pembiayaan di atas Rp 1,5 triliun untuk ekspor. Dan di 2024 ini diharapkan bisa meningkat hingga 25 perrsen. “Jatim adalah kota kedua terbesar dari pembiayaan itu. Peluang masih sangat besar bagi kami untuk membantu pada pelaku usaha ini,” tandasnya. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry