JAKARTA | duta.co – Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda (PW GP) Ansor DKI Jakarta menilai permintaan maaf Basuki ‘Ahok’ Tjahaja Purnama kepada Rais Aam Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Ma’aruf Amin tidak tulus dan mengandung pernyataan politis.

“Dalam narasi permohonan maafnya, terselip kalimat klaimnya bahwa selama ini NU membela dan mendukungnya. Itu statemen politis, yang terus mau memanfaatkan permaafan untuk kepentingan politik,” ujar Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga PW GP Ansor DKI Redim Okto Fudin melalui keterangan tertulisnya, Kamis (2/1).

Redim Okto Fudin menyatakan, tidak ada upaya pengakuan penyesalan dari Ahok. Dia menilai, masih ada indikasi politisasi terhadap kasus yang dilakukan Ahok dan tim, justru dengan menuduh orang lain mempolitisasi.

“Ahok menuduh, kegaduhan yang terjadi itu karena adanya politisasi. Padahal sumber kegaduhan ada pada dirinya,” ujarnya.

Atas dasar itu, PW GP Ansor DKI Jakarta meminta Ahok dan tim menyampaikan permohonan maaf secara tulus dan terbuka di media.

“PW Ansor DKI siap mengawal seruan PWNU DKI untuk nengultimatum Ahok dan tim menyampaikan permohonan maaf secara tulus dan terbuka, di media cetak dan elektronik, menyesali perbuatannya, dan komitmen tidak mengulangi lagi serta mencabut segala macam ucapan yang tendensius, mengintimidasi, serta menyerang pribadi KH Ma’ruf Amin. Kehormatan beliau adalah nyawa kami,” kata dia.

Seperti diberitakan, dalam persidangan kedelapan, Ahok sempat menyebut akan memperkara saksi-saksi persidangan jika memberikan kesaksian tak benar alias berbohong. Ahok menyatakan hal itu ketika menanggapi kesaksian KH Ma’ruf, yang dihadirkan jaksa sebagai saksi fakta dalam persidangan.

Sehari setelah persidangan, Ahok pun membantah akan memperkarakan KH Ma’ruf. Karena menurut Ahok, yang dimaksudnya akan dilaporkan ke polisi tentang kesaksian palsu ialah saksi pelapor dari JPU. Dan Ahok membuat permintaan secara tertulis kepada KH Ma’ruf atas pernyataannya itu. hud, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry