SURABAYA | duta.co – Setelah ratusan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), kini, Minggu (5/1/25) puluhan mahasiswa dari Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA) Sepanjang, Sidoarjo, berkunjung ke Museum NU di Jl Gayungsari Timur, Surabaya.

“Kami ingin memperdalam pengetahuan tentang ke-NU-an. Termasuk bagaimana para masyayikh menerapkan Moderasi Beragama yang sekarang lagi ramai menjadi program insan kampus,” demikian disampaikan M Syarif Hidayatullah – Dosen Mata Kuliah Aswaja UMAHA kepada Ilham Maulana, petugas Museum NU.

Menuruit Hamna, panggilan akrabnya, Museum NU belakangan memang sering menjadi kajian banyak kampus. Ini terkait dengan bagaimana para pendiri (muassis) NU, serta pengurus NU dalam membuat pondasi Omas ini, sehingga menjadi terbesar di dunia.

“Kalau kemarin mahasiswa FISIP Unair, sekarang mahasiswa dari UMAHA yang notabene keluarga sendiri. Mereka ingin memperdalam ke-NU-an sembari menambah pengetahuan menghadapi UAS mendatang,” tegas alumni FEBI (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam) UIN Sunan Ampel Surabaya ini.

Setelah dari Museum NU Surabaya, tambahnya, mahasiswa UMAHA juga mengunjungi Museum Keislaman KH Hasyim Asy’ari di Jombang. “Mereka akan melihat langsung seperti apa peninggalan para masyayikh, baik terkait perkembangan Islam maupun Kemerdekaan RI,” tegasnya.

Di Museum NU Surabaya, lanjutnya, mereka bisa melihat jejak semangat warga nahdliyin dalam mendorong lahirnya organisasi ini. Juga bisa menyaksikan peran global (internasional) NU melalui Komite Hijaz. Bisa menyaksikan surat balasan Raja Saud di Museum NU soal pemberlakuan 4 mahzab di Arab Saudi.

“Pengunjung juga bisa menyaksikan heroiknya Resolusi Jihad sampai tercabiknya baju Banser A Rianto demi keamanan jemaah Natal di Gereja. Jadi, komitmen NU menjaga republik ini, sangat luar biasa” pungkasnya. (mky)