SURABAYA | duta.co – Kasubdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim, AKBP Harissandi, mengungkap identitas pria yang diduga telah memesan artis Vanessa Angel dengan harga Rp80 juta. Pria tersebut pengusaha berusia 45 tahun dengan inisial ‘R’.
“(Usianya) 45 tahun. (Inisialnya) R,” kata Harissandi saat dihubungi awak media, Minggu, 6 Januari 2019.
Harissandi membantah jika pria berinisial R itu pengusaha media online. Menurutnya, pria berinisial R ini memiliki perusahaan yang banyak. “Ya, pengusaha saja. Kan perusahaannya banyak dia,” katanya.
Lebih lanjut, kata dia, dari banyaknya perusahaan yang dimiliki R, salah satu di antaranya adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Namun tak disebutkan jasa apa yang menjadi bisnis pengusaha itu.
Sedang mengapa sampai pengusaha ini rela membayar sampai Rp 80 juta sekali kencan, karena pria itu ngefans dengan si artis. Selain itu, kata dia, Vanessa Angel dinilai cantik. Salah satu faktor mahalnya tarif prostitusi online karena faktor kecantikan PSK.
“Tarif tergantung kecantikan dan ketenaran artis atau model tersebut. Pengguna harus membayar DP 30 persen sebagai tanda jadi,” terang Harissandi.
Untuk pelunasan, sambung Harissandi, dilakukan setelah artis tiba di bandara kota tujuan. Lalu pembayaran dilakukan dengan cara transfer ke rekening atas nama tersangka TN. Untuk Vanessa tarifnya Rp 80 juta sekali kencan, sedangkan AS dipatok Rp 25 juta sekali kencan.
Tantangan Maksiat?
Pertanyaannya, kenapa ada orang yang rela merogoh kocek Rp80 juta hanya untuk sekali mengencani seorang artis FTV? Padahal, sangat banyak orang dicekam kemiskinan. Bahkan, mungkin saja, selama hidup mereka tidak pernah tahu bagaimana rupanya uang Rp 80 juta?
Psikolog asal Universitas Indonesia (UI), Mira Amir,‎ melihat adanya unsur kepuasan tersendiri bagi seorang konsumen yang mendapatkan barang langka ataupun mahal. Ekslusivitas untuk dapat berkencan dengan Vanessa Angel membuat kepuasan seorang pengusaha tersebut rela membuang uang hingga Rp80 juta.
“Ya ada kepuasan tersendiri, ekslusivitas menjadi kepuasan tersendiri yang memang ‎secara ekonomi mumpuni. Enggak cuma untuk konsumsi seks, seperti mobil hanya diproduksi sepuluh di dunia, limited, cepet sold,” kata Mira seperti dikutip dari Okezone, Minggu (6/1/2019).
Menurut Mira, semakin mahal atau langka barang yang didapatkan, maka bagi sebagian orang menjadi tantangan sendiri untuk mendapatkannya. Dari segi psikologi, kata Mira, orang rela mengeluarkan berapapun uangnya ketika berhasil mengalahkan tantangan itu.
“Kita pikir gila ya, barang segitu, siapa yang mau bayar. ‎Jadi memang semakin sulit didapat karena kelangkaan atau memang karena nilainya mahal, ini kan, maaf, pelacuran ini di-high class, membuat orang merasa tertantang,” terang Mira.
“Kalau gampang kan, ah udah banyak yang punya. Ekslusivitas itu yang memberikan kepuasan tersendiri. Mereka merasa tertantang,” sambungnya.‎
Membantah
Sementara itu, sahabat Vanessa, Jane Shalimar, yang turut mendampingi di Polda Jatim, mengatakan, meski bebas, namun Vanessa tetap diminta untuk wajib lapor. Vanessa dianggap tidak bersalah. Dia pun hanya berstatus sebagai saksi korban.
“Vanessa Anggel hanya saksi korban. Dia wajib lapor. Insya Allah hari Kamis, Vanessa akan lapor kembali, didampingi kuasa hukum,” kata Jane Shalimar.
Jane menjelaskan, hingga kini keadaan Vanessa masih syok. Dia pun belum bisa bicara banyak. “Saya belum tega nanya-nanya. Pas waktu ketemu dia langsung peluk. Sebenarnya yang terjadi, bukan seperti di pemberitaan,” klaim Jane.
Vanessa disebutkan Jane hanya berada di tempat dan waktu yang salah. Sebab Jane masih memiliki keyakinan kalau Vanessa tidak mungkin melakukan apa yang dituduhkan banyak orang. “Dia diajak ke situ, alasan mau ketemu sama teman, terjadilah penggerebekan. Dalam SOP (standar operasional prosedur) semua yang berada di TKP (tempat kejadian perkara) kan harus dibawa ke Polda.”
Jane juga berkeyakinan pemberitaan soal tarif Rp80 juta yang dialamatkan ke Vanessa Angel adalah salah dan tidak benar. “Pemberitaan yang ada sifatnya hoax. Tidak pernah ada itu. Angka Rp80 juta itu keluar pada saat di kertas, ada beberapa transaksi, tapi tidak ditujukan kepada siapa. Tidak ada masuk ke rekening Vanessa. Itu kan dalam bentuk transaksi.”
Mengenakan kaus putih, Vanessa keluar dari dalam ruang pemeriksaan sekira pukul 16.30 WIB. Tak seperti saat diamankan polisi, kali ini wajahnya dibiarkan disorot kamera.
Secarik kertas dia pegang. Beberapa saat kemudian, dia membacakan kalimat permintaan maaf yang tertulis di kertas itu. Intinya dia menyatakan jika dirinya bersalah telah membuat gaduh. (ud/vvn)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry