Puluhan ribu massa dengan semangat menyambut kedatangan Sandiaga Uno di Ambon. (FT/RakyatMaluku)

JAKARTA  | duta.co – Sambutan masyarakat terhadap bakal cawapres Sandiaga Salahuddin Uno, kian membesar. Setidaknya tampak ketika Sandi menghadiri acara di Ambon akhir pekan kemarin. Ratusan ribu orang, tanpa dikomando, tumpah ruah menyambut kedatangannya. Sandi pun harus rela berjalan pelan, berdiri di pintu mobil guna menyapa semuanya.

Sandi menjadi roll model anak muda Indonesia. Begitu sampai di Kota Ambon, mulai dari Tulehu, sharing pengalaman dengan masyarakat ekonomi kreatif, sampai dengan salat berjamaah di Masjid Raya Al-Fatah, Sandi mendapat sambutan luar biasa dari warga kota.

“Ini bukan safari politik. Bang Sandi berjumpa masyarakat terkait dengan agenda ekonomi. Tapi, semua di luar dugaan, kehadirannya mendapat sambutan luar biasa,” kata Ketua Tim Relawan Nasional, Sabat Prabowo-Sandi Provinsi Maluku, Azis Tunny kepada Rakyat Maluku.

Azis pun mengaku kaget, betapa kehadiran Sandi menyedot antu­sias masyarakat. Ini membuktikan bahwa gelombang mas­yarakat untuk melakukan perubahan pada percaturan politik nasional, sangat besar. Rakyat tidak butuh komando orang pintar. Gerakan ganti presiden diyakini sudah kehendak rakyat, autopilot.

“Kami menemukan fakta bahwa, keinginan masyarakat untuk perubahan sangat besar di Kota Ambon. Sandi memiliki effect elektoral yang sangat signifikan. Padahal, kehadirannya tidak dalam agenda politik Pilpres,” sebutnya.

Usai salat Jumat di Al-Fatah, puluhan ribuan jamaah ikhlas berdesak-desakan untuk bersalaman dengan Sandi. Bahkan teriakan ganti presiden terus bergemuruh.

“Apa yang terjadi sangat natural. Semua tidak ada dalam rencana tim. Tetapi masyarakat begitu antusias. Dan respons masyarakat mem­buktikan bahwa tingkat penerimaan Bang Sandi sangat luar biasa, dia figur muda Indonesia yang kini menjadi icon. Penggerak dan inspiratif,” paparnya.

Tuntut Jokowi Mundur, HMI Ikuti Jejak Mahasiswa UIR

Sementara, gelombong mahasiswa mulai bergerak. Senin (10/9) kemarin, mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR)  berkumpul menuntut Presiden Joko Widodo turun dari jabatannya. Mereka datang dengan atribut berupa kain putih bertuliskan ‘Turunkan Jokowi’, ditulis dengan cat semprot warna merah.

Mahasiswa datang lengkap dengan almamaternya, mereka juga menuntut stabilkan perekonomian bangsa, selamatkan demokrasi Indonesia. Langkah ini akan diikuti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Mahasiswa Riau mulai turun jalan. Gerakan ini akan disusul HMI. FT/youtube

Aktivis HMI, Irfan Maftuh mengatakan, HMI juga bakal melakukan aksi serupa menyikapi pemerintahan Jokowi yang gagal dalam membangun perekonomian dengan turun ke jalan.
“Kami juga sudah memiliki rencana, kawan-kawan yang di Riau juga banyak kader-kader HMI yang bergabung ikut aksi,” kata Maftuh kepada RMOL, Selasa (11/9).

Krisis ekonomi Indonesia sudah berada diujung mata. Ribuan mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR) melakukan aksi, Senin (10/9). Tampaknya Dejavu (perasaan) aksi 1998 yang tak bisa dihindari, gerakan mahasiswa menjadi pelopor kejatuhan Presiden Republik Indonesia kedua, Soeharto kala itu.  “Aksi kemarin membuat Dejavu 1998,” kata Presidium Persatuan Pergerakan, Andrianto, Selasa (11/9).

Sebabnya saat itu krisis ekonomi akibatkan rakyat semakin menjerit karena kenaikan sejumlah kebutuhan pokok berawal dari anjloknya nilai rupiah.  Andrianto menambahkan, aksi itu diikuti bukan puluhan atau ratusan. Ribuan mahasiswa Universitas Islam Riau turun ke jalan menuntut Presiden Joko Widodo mundur. “Ini bukti mahasiswa masih ada nurani untuk kondisi bangsa,” ujarnya. (rm,rmol)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry