Keterangan Foto (Ihrom.co.id)

LONDON | duta.co – Umat Islam di Inggris sedang was-was. Betapa tidak, teror datang secara terang-terangan. Hari Selasa (3 April 2018) besok ditetapkan sebagai Hari Menghukum Muslim. Ironisnya, hukuman itu diberi nilai, siapa yang memaki Muslim ada nilai 10 poin, melemparkan cairan asam di wajah seorang Muslim, 50 poin dan membom sebuah masjid 1.000 poin. Dan 2.500 poin bagi yang menyerang Makkah.

Karuan, kepolisian Leicestershire, Inggris bersiaga dan siap beraksi jika ‘Hari menghukum Muslim’ benar terjadi. Kepala Kepolisian wilayah, Simon Cole mengatakan mereka bersiap untuk kemungkinan terjelek pada hari tersebut.

Dalam pertemuan antara kepolisian dan tim tindak kriminal pekan lalu, Cole mengatakan telah punya rencana kerja menanggulangi kemungkinan insiden. “Kita punya rencana operasional jika terjadi sesuatu pada hari yang semoga seperti hari-hari biasa,” kata dia dilansir Leicester Mercury UK.

Cole mengaku sangat terganggu dengan teror seperti ini. Kampanye yang tidak jelas namun mengkhawatirkan bagi sebagian masyarakat. Namun, tambahnya, kepolisian selalu menganggap kejahatan kebencian sebagai masalah dan ancaman serius.

Meski terang-terangan polisi tetap menyatakan tidak jelas, karena itu selama ini tidak mampu menguak siapa dalangnya. Sekitar dua minggu lalu, sejumlah komunitas di Inggris menerima surat tanpa nama yang menyatakan 3 April 2018, sebagai hari ‘Menghukum Seorang Muslim’. Setidaknya, ada empat anggota parlemen Muslim termasuk di antara para penerimanya.

Laporan surat pertama mulai muncul pada 9 Maret. Surat-surat itu memberikan poin serangkaian kejahatan kebencian terhadap Muslim. Sejumlah tindakan hukuman yang tertulis dalam surat, seperti, siapa yang memaki Muslim ada nilai 10 poin, melemparkan cairan asam di wajah seorang Muslim, 50 poin dan membom sebuah masjid 1.000 poin. Dan 2.500 poin bagi yang menyerang Makkah

Sementara polisi Inggris menyelidiki surat-surat itu, Muslim Inggris diminta tetap waspada pada hari itu. Masyarakat Inggris dan dunia mengutuk penyebaran surat kebencian itu.

Dilansir di My Salaam, seorang Muslim bernama Shahab Adris merespon surat itu dengan tindakan berbeda. Ia membalas surat dengan menyosialisasikan kampanye yang menyatakan 3 April sebagai hari ‘Cinta Seorang Muslim’.

Daftar poin arbitrernya diberikan untuk tindakan, seperti, tersenyum pada seorang Muslim (10 poin), memberi bunga pada seorang Muslim (50 poin), mengadakan penggalangan dana bagi orang membutuhkan, terutama penderitaan di Irak, Libya, Kashmir, Yaman, Myanmar, Palestina, dan Suriah (1.000 poin).

Badan amal Inggris, Tell Mama meminta, umat Islam setempat melanjutkan rutinitas harian seperti biasa. Kendati, mereka mengimbau Muslim tetap waspada. Tell Mama menawarkan tujuh kiat keamanan, seperti, selalu berada di tempat terang, di lokasi ramai, siap memanggil layanan darurat.

Sebuah organisasi nirlaba yang bekerja untuk mendorong dan memberdayakan Muslim Inggris di komunitas lokal, MEND beranggapan surat kebencian Muslim itu merupakan gejala meningkatnya Islamophobia.

MEND meminta pemerintah merespon Islamophobia seserius bentuk-bentuk kejahatan kebencian lainnya. MEND berharap dapat mendengar lebih banyak informasi dari aparat keamanan terkait surat kebencian Muslim itu.

Seorang Muslim di Inggris Misbah Ameen-K mengatakan selama ini tinggal bersama keluarganya di Birmingham. Ia mengaku baru mengetahui adanya surat kebencian terhadap Muslim itu melalui media sosial.

Reaksi pertama saya sebagai manusia adalah rasa jijik, bahwa manusia bisa begitu salah informasi dan kurang dalam kebaikan, kata dia.

Sebagai seorang Muslim, Misbah mengatakan, menyerahkan semua masalah pada Allah SWT. Ia percaya Allah SWT akan menjaga setiap Muslim di dunia, kecuali dia yang menghendakinya.

“Saya punya anak kecil. Jadi, saya mungkin memilih untuk tinggal di dalam rumah pada hari itu, karena mungkin ada insiden dan saya tidak ingin mengekspos keluarga saya kepada mereka,” tutur dia.

Kendati demikian, Misbah berniat mendiskusikan kondisi itu pada putranya. Tujuannya, agar mereka lebih percaya diri atas identitasnya.

Polisi Inggris masih ingin membuktikan mereka professional. Kepala Kepolisian wilayah, Simon Cole merujuk hukuman pada Paul Moore jadi bukti, mereka bertugas dengan baik dan untuk semua komunitas.

Paul Moore adalah terdakwa kasus pembunuhan seorang Muslimah Zeynab Hussein pada 20 September tahun lalu. Moore dijatuhi hukuman seumur hidup dengan minimal penjara 20 tahun. Moore juga berniat membunuh seorang anak Muslimah berusia 12 tahun dengan hampir menabraknya.

Belakangan muncul lagi point nilai. Ada nilai 10 bagi yang melecehkanMuslim secara verbal, nilai 50 untuk menyiramkan larutan asam, 1.000 bagi yang mengebom masjid, dan 2.500 poin bagi yang menyerang Makkah.

Penggagas kampanye ‘Love a Muslim Day’ adalah Shahab Adris. Ia mengaku sangat terganggu dengan surat ‘Punish a Muslim Day’ (Hari Menghukum Muslim) yang belakangan menyebar di seluruh negeri. “Saya pikir untuk mengubahnya saja dengan format yang sama tapi menjadi sesuatu yang menyenangkan,” kata dia sambil menjelaskan bahwa Hari Sayangi Muslim pada 3 April mendapat respons positif dari komunitas Muslim, bahkan dari penduduk non-Muslim. (berbagai sumber)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry