JAKARTA | duta.co – Gila!!! Selama tujuh bulan Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Kementerian Perhubungan RI, Antonius Tonny Budiono, terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) tim KPK di rumah dinasnya, kompleks Mess Perwira Bahtera Suaka Blok 1-2, Jalan Gunung Sahari Raya nomor 65, Jakarta Pusat, Rabu (23/8) malam lalu tidur bersama 33 tumpukan tas berisi uang totalk Rp 18.9 miliar.

Sebanyak 33 tas dan koper berisi uang dalam bentuk mata uang Rupiah, Dolar AS, Poundsterling, Euro, dan Ringgit Malaysia.Selain tas-tas berisi uang  total Rp18,9 miliar juga ditemukan 4 kartu ATM dari tiga bank dengan saldo Rp1,174 miliar.

“Tas-tasnya ada di kamar mess nya. Digeletak aja. Kalau uang sebanyak itu bisa dibayangkan luas kamarnya,” ujar Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan, di kantor KPK, Jakarta, Kamis (24/8) malam.

Meski Tonny mempunyai rumah pribadi di Sektor 5, Tangerang Selatan, dia selalu tidur di rumah mess tersebut. Saat berangkat dan pulang kerja, Tonny lebih sering menumpangi taksi konvensional dan taksi online.

“Selama tujuh bulan kami ikuti, dia tidur di situ. Sepamantauan kami dia selalu tidur di situ,” ungkap Basaria.

Menurut Basaria, total uang Rp20,074 miliar yang ditemukan dari Dirjen Hubla Kemenhub Antonius Tonny Budiono ini diduga bagian suap terkait perizinan dan pengadaan sejumkah proyek di lingkungan Ditjen Hubla Kemenhub sepanjang 2016-2017.

Basaria menjelaskan, selain menangkap Dirjen Hubla Kemenhub Antonius Tonny Budiono, tim KPK juga menangkap Komisari PT Adhiguna Keruktama (PT AGK), Adiputra Kurniawan, di tempat tinggalnya, sebuah apartemen Kemayoran, Jakpus, pada Kamis, 24 Agustus 2017, pukul 14.30 WIB.

Adiputra Kurniawan diduga sebagai pihak yang memberikan suap kepada Antonius Tonny Budiono terkait penggarapan pengerukan dan reklamasi di Pelabuhan Tanjunh Emas, Semarang, Jawa Tengah.

Dia diduga yang menyetorkan dana kepada Antonius Tonny Budiono dengan modus menyerahkan empat kartu ATM berisi sejumlah uang. Sementara, identitas di rekening keempat kartu ATM tersebut adalah fiktif.

“Ini modus baru. Kartu-kartu ATM ini diberikan oleh APK kepada ATB. Nanti APK yang mengisi rekening ATM tersebut dan selanjutnya kartu-kartu ATM itu digunakan ATB. Selain digunakan sendiri, kartu ATM itu bisa dikirim ke anaknya, untuk hotel dan kemana saja bisa,” beber Basaria. net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry