SURABAYA | duta.co – Pekerjaan Rumah (PR) presiden terpilih Prabowo Subianto tidaklah ringan. Bukan saja menghadapi utang yang menggunung, tetapi, intrik politik di lingkaran Istana Kepresidenan juga harus dihadapi dengan wisdom.

“Pak Prabowo harus lepas dari bayang-bayang Jokowi. Beliau harus konsisten dengan target membangun Indonesia ke depan. Konsennya selama ini adalah kemandirian ekonomi. Artinya, sumberdaya alam yang selama ini dikeruk asing, harus direbut kembali. Berarti harus lepas dari bayang-bayang Jokowi,” tegas H Tjetje Mohammad Yasien, SH MH, praktisi hukum Surabaya, kepada duta.co, Selasa (11/6/24).

Ia merujuk utang luar negeri Indonesia yang terus berjibun. “Mau tidak mau, warisan utang ini harus dia diselesaikan. Belum lagi tebang pilih masalah hukum, ketidakpastian kebijakan publik. Konon APBN tahun 2024 ini tekor Rp 600 triliun. Ini beban nyata Pak Prabowo. Belum lagi nafsu politik Gibran, yang konon Jumat besok meluncurkan buku  ‘Gibran The Next Presiden’. Ini semua harus terantisipasi dengan baik,” tambah Gus Yasien panggilan akrabnya.

Menurut alumni PP Tebuireng, Jombang ini, buku  ‘Gibran The Next Presiden’ sebagaimana viral di medsos, diluncurkan Jumat (14/6/2024) jam 15.00-17.50 WIB di Hotel Sofia Zigna Laweyan Solo. Hadir penulis buku, Ahamd Bahar, Aprinus Salam (akademisi UGM), Syifaul Arifin (jurnalis Solo). Bahkan Gibran sendiri kabarnya terkonfirmasi hadir.

Bahar, sang penulis buku, mengaku tergerak menulis sosok wakil presiden (wapres) terpilih, Gibran Rakabuming Raka karena banyak sisi unik dan menarik yang bisa dikulik dari sudut pandang Budaya Jawa. Bahkan, ada banyak orang yang menduga bahwa buku ini berisi tentang upaya Gibran memenangkan kontestasi Pilpres 2024. Padahal, buku ini sesungguhnya membahas soal Gibran sebagai peristiwa budaya.

“Tapi, saya melihatnya offside, melewati (garis) fatsoen politik. Pekerjaan dia sebagai Wapres RI saja belum berjalan. Problem bangsa juga kian menumpuk dan nyaris terlupakan. Seakan-akan negeri ini tidak punya masalah, baik-baik saja. Lalu, enak saja berselancar politik. Padahal menghadapi Indonesia Emas 2045 ancaman sudah di depan mata,” terang Gus Yasien.

Menurut Gus Yasien, puluhan juta milenial kita sekarang sedang kelimpungan. Kredit macet mereka mencapai Rp2,12 triliun. Ancaman serius. “Kalau Gibran disebut mewakili anak milenial, mestinya, peduli dan konsentrasi menyelesaikan problem mereka. Bukan sibuk dengan buku ‘Gibran The Next Presiden’. Pak Prabowo bisa semprit dia,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry