“Total. Jangan setengah-setengah. Menjadi Bupati Jombang harus berani mewakafkan diri demi warga yang berjumlah jutaan jiwa. Jangan ada conflict of interest atau konflik kepentingan, baik urusan bisnis atau keluarga. Jangan ada keluarga ikut urusan bupati.”

Oleh Sugiat, SSos, MPsiT

DALAM beberapa kesempatan, menjawab pertanyaan wartawan secara door stop, selalu saya sampaikan, mundur untuk maju adalah panggilan luhur alias panggilan suci dari lubuk hati yang paling dalam.

Silahkan cek dan bertanya kepada teman-teman Jombang di perantauan sana, bagaimana rasanya saat merantau lama dan berkesempatan pulang kampung, lalu menyaksikan daerah kelahiran sendiri memerluka dorongan kuat untuk maju. Tegakah kita kembali ke perantauan?

Tanyakan pula, bagaimana rasanya kerinduan kepada kampung halaman yang ketika kanak-kanak hingga remaja begitu lekat dalam belaian alam, kebiasaan dan suasana kehidupan alaminya serta segala kenangannya: bersama sahabat, orangtua, kisah cinta, duka dan suka cita semuanya ada. Panggilan hati lebih mendominasi gerakan dan perjuangan. Sebuah kenangan hidup dan harus dihidupi dengan membalas kebaikan yang setara.

Saya pribadi dibimbing Tuhan hingga berkesempatan kembali ke kampung halaman, ini setelah bertahun-tahun (kurang lebih 36 tahun) di rantau tanpa pernah berpikir untuk bisa kembali tinggal di kampung halaman. Hari ini ada tantangan lebih nyata, gunakan seluruh kekuatan yang ada untuk daerah tercinta, Kota Santri, Jombang.

Takdir mengantarkan pulang kampung disertai kapasitas yang bisa berbuat lebih untuk membangun kampung halaman. Normalnya manusia dan rasa kemanusiaan pastilah ada getar cinta dan cita-cita untuk berbuat yang terbaik bagi kampung halaman, daerah kabupaten kita sendiri.

Memberikan “tetirah dan lelabuh” kepada kampung halaman yang telah lama ditinggalkan. Terlebih saya pribadi yang selama mengabdi kepada negara tertanam jiwa untuk berbakti kepada Ibu Pertiwi, kepada Nusa Bangsa. Maka, kampung halaman adalah tugas lain dalam lingkup yang terjangkau.

Tekad saya bulat. Mundur untuk maju. Memajukan Jombang tanah kelahiran saya, mengiringi warga Jombang  menghadapi masalah yang kian hari kian kompleks jumlahnya.

Dedikasi kepada tanah air, bangsa dan negara serta kesetiaan kepada kepentingan rakyat. Ini sedikit banyak membentuk diri dan pada gilirannya membentuk perilaku dan tindakan saya.

Sekedar tahu, sejak 1991 aktif di Badan Intelijen Negara. Bagi saya “tidak ada seniman pensiun”. Pun demikian, “intelijen adalah seni pengabdian kepada negara dan rakyat Indonesia dengan mendayagunakan pikiran sehebat-hebatnya dan juga kecerdasan lain dalam banyak dimensinya.

Saya bukanlah yang terbaik, tetapi akan terus berjuang sehebat-hebatnya demi bisa menjadikan Kabupaten Jombang terbaik, masyarakatnya terbaik, ekonominya maju, pendidikan dan kesehatannya terlayani dengan baik.

Ini bukanlah kampanye. Ini sedang berkomunikasi menyampaikan apa yang saya rasakan selama menjadi Pj Bupati Jombang. Ini juga yang saya pikirkan terkait masa depan Jombang dan masyarakatnya.

Terakhir, saya ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh warga Jombang jika kurang lebih sembilan (9) bulan menjabat sampai tulisan ini terbit, baru sedikit kontribusi saya untuk warga Jombang.

Sebagai bentuk tanggung jawab, izinkan saya melaporkan beberapa contoh hal kecil yang telah dikerjakan selama menjabat Pj Bupati Jombang. Mulai dari apel mengecek mobil dinas, mengajak disiplin dan mengingatkan aparat di jajaran Pemkab Jombang sebagai pelayanan masyarakat. Etos dan effort harus digenjot lebih baik.

Warga Jombang tidak semua ‘berani’ masuk Pendopo. Maka diperlukan pejabat yang responsif, mau turun ke desa dan masyarakat langsung. Saya siap naik vespa, membuka pendopo 24 jam untuk masyarakat yang butuh menyampaikan gagasan dan aspirasi.

Memperbaiki merit system itu perlu, seperti asesment calon pejabat eselon 2 terdapat 37 peserta putra-putri terbaik Jombang harus diberikan kesempatan yang sama. Mencegah pungli dengan giatkan seminar dan kolaborasi dengan Satgas Saber Pungli Pusat, mengurai persoalan yang mampet juga sangat dibutuhkan.

Menginventarisir pendataan aset daerah agar lebih bagus, pencegahan mafia tanah, menjadikan Jombang ramah investasi melalui pembentukan Tim Percepatan dan Pengamanan Investasi.

Mewujudkan Mall Pelayanan Publik (MPP), mengawal suksesnya 10 program prioritas Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, menggiatkan promosi produk lokal Jombang, menjaga Jombang kondusif dan aman. Dan masih ada yang tidak sempat disampaikan, nanti dinas terkait yang melakukan listing pendataan dan membuat laporan kepada rakyat. Saya baru memulai.

Jadi? Harus total. Jangan setengah-setengah. Menjadi Bupati Jombang harus berani mewakafkan diri demi warga yang berjumlah jutaan jiwa. Jangan ada conflict of interest atau konflik kepentingan, baik urusan bisnis mau pun keluarga. Jangan sampai ada keluarga ikut urusan Bupati.

Hanya atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, maka, Giat Memajukan Jombang semoga ikhtiar ini membawa manfaat dan menjadi berkah untuk semua. Aamiin. (*)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry