
SURABAYA | duta.co – Ribuan santri Jawa Timur — yang tergabung dalam ASRI (Aliansi Santri nDerek Kiai), Selasa (21/10/25), mendatangi kantor DPRD Jatim di jl Indrapura, Surabaya. Mereka datang dari berbagai daerah, baik pantura, mataraman, madura (tapal kuda) maupun Arek Suroboyo sendiri.
“Mohon maaf, sekali lagi mohon maaf kepada warga Surabaya, atau pemakai jalan di Kota Surabaya. Hari ini kami lewat dan bikin macet Surabaya,” demikian salah seorang orator dari atas kendaraan pikup, di Jln A Yani, Surabaya.
Tidak ada aksi anarkis, meski ratusan mobil dan bus itu lewat di depan The Trans Icon Surabaya, milik Chairul Tanjung. Begitu juga Transmart, yang terimbas Trans7. Isu mengenai kepemilikan stasiun televisi Trans7 dan jaringan ritel modern itu memang sempat menjadi perbincangan hangat, terutama setelah munculnya beberapa isu publik terkait tayangan di media tersebut.
“Alhamdulillah santri tidak demo ke The Trans Icon Surabaya. Tampak sejumlah keamanan internal berada di depan dan ikut menyambut konvoi santri. Mereka (ASRI) ternyata terus, mereka geruduk kantor DPRD Jatim, di sana mereka minta penanganan kasus Tra.ns7 dituntaskan,” demikian A Ropik kepada duta.co.
Gedung DPRD Jawa Timur memang dikepung ribuan santri dengan bendera Nahdlatul Ulama (NU). Lalu Lintas macet total.Ribuan santri menggaungkan shalawat. Mereka umumnya mengenakan baju putih, lengkap kopiah dan sarung. Mereka datang dari semua daerah, seperti Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Kediri, Pasuruan, Probolinggo, Jember, Lamongan, Gresik, Bojonegoro, dll.
Kendaraannya juga bermacam-macam. Ada puluhan bus, ratusan mobil probadi dari Toyota Hiace sampai Robicon. “Lihat platnya dari berbagai daerah. Ada W, S, N, AG, L, bahkan P. Ini ribuan, bukan sekedar ratusan santri turun jalan,” tambah Ropik.
Begitu sampai di DPRD, 99 santri bisa beraudensi. Ketua Pengurus Wilayah (Pw) Ikatan Keluarga Santri Pesantren Tebuireng (Ikapete) Jawa Timur, H Roisudin Bakri, minta agar aparat penegak hukum memburu aktor di balik Trans7 yang menghina pesantren.
“Kita masih berduka terkait tragedi robohnya musholla Al-Khoziny, tiba-tiba diserang dengan narasi yang menyudutkan dunia pesantren dan kiai melalui program acara di Trans7. Ini sadis sekali,” ujar pria yang akrab disapa Gus Rois ini, saat audiensi bersama sejumlah anggota Aliansi Santri nDerek Kiai (ASRI) Selasa (21/10/25).
Menurut Gus Rois kejadian ini bukan kecelakaan atau ketidaksengajaan. “Tetapi ada desain yang ingin menjadikan pesantren runtuh martabatnya,” tegasnya.
Oleh karena itu, Gus Rois mendorong aparat penegak hukum (APH) berperan aktif mengusut dalang di balik narasi yang menyudutkan Kiai dan Pesantren. Ini bahaya karena bisa memecah belah bangsa. “Kita dorong masalah ini segera masuk ranah hukum. Biar jelas siapa dalangnya, penting karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,” tegasnya.(rud)