Ridwan Kamil (ist)

BANDUNG | duta.co – Dewan Pimpiman Daerah (DPD) Partai Gerindra Jawa Barat akan menggelar Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) pada 1-2 Mei 2017 di Sentul, Bogor. Rapat kali ini untuk menentukan calon gubernur dari partai ini untuk Pilkada Jawa Barat 2018.

“Salah satu hasil penting dari pelaksanaan Rapimda nanti adalah kita akan merekomendasikan kontestan untuk Pilgub Jabar 2018 dan itu akan kita legetimasi untuk kemudian disahkan dan disampaikan kepada Pak Prabowo,” kata Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat Mulyadi, Rabu (26/4/2017) malam.

Mulyadi menuturkan rapim juga akan menjadi “jalan tengah” untuk mensosialisasikan kader-kader Partai Gerindra potensial yang layak menjadi calon kepala daerah pada Pilgub Jabar 2018 dan Pilkada Serentak 2018 di 16 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat.

“Belajar dari keputusan kami yang keliru, mengusung non kader pada sejumlah Pilkada yang ternyata tidak sesuai harapan, maka kami berupaya melakukan ini jauh-jauh hari agar masyarakat tahu bahwa Gerindra juga punya kader potensial untuk jadi calon kepala daerah,” kata dia.

Ketua Umun Partai Gerindra Prabowo Subianto, lanjut Mulyadi, memintanya menampilkan kader potensial untuk dimunculkan pada Pilgub Jabar 2018. “Pak Prabowo berkata saya akan lebih senang dan bangga kader yang ditampilkan supaya misi visi partai berjalan dan yang kedua belajar dari kesalahan memilih non kader dalam penentuan dukungan untuk calon kepala daerah dalam pilkada,” kata dia.

Ketua Penyelenggara Rapimda DPD Partai Gerindra Jawa Barat Sunatra mengungkapkan rangkaian Pilkada Jawa Barat dimulai pada 16 Agustus 2017. “Sehingga sebelum Agustus 2017 sudah ada tahapan yang dilaksanakan yaitu merekrut bakal calon kepala daerah, gubernur, wakil gubernur, bupati dan wali kota,” kata Sunatra.

Ia berharap “feeling” politik Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bisa jalan ketika menentukan calon pemimpin untuk Pilkada DKI Jakarta 2017 pada Pilgub Jabar 2018.

Dipastikan pada Pilgub Jabar, Gerindra tidak akan mengusung Walikota Bandung Ridwan Kamil. Meskipun, pengusung Ridwan Kamil saat Pilwakot Bandung. “Itu kan masalahnya, dia yang bermasalah. Silakan cek ke semua. Gerindra amat sangat baik ke RK (Ridwan Kamil), kami tidak pernah menganggu, merongrong RK. Jadi sangat aneh dia meninggalkan Gerindra. Insya Allah Gerindra ada kader lain. Tapi kan itu kan etika yang kurang bagus. Dan sekali lagi, kami tidak pernah bermasalah dengan RK,” kata Ketua DPP Gerindra Sodik Mudjahid di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (26/4/2017).

Menurut Sodik, Ridwan Kamil menunjukkan pola yang tidak baik dalam berpolitik. Ia mengungkapkan Ridwan Kamil dahulu mencari dukungan Gerindra untuk maju di Pilawakot Bandung. Gerindra lalu menyatakan dukungannya. Namun, Ridwan Kamil tidak masuk sebagai kader Gerindra.

Gerindra, kata Sodik, juga tidak mengganggu Ridwan Kamil selama memimpin Bandung. Tetapi, lanjutnya, Ridwan meninggalkan Gerindra. Menurut Sodik, sikap yang ditunjukkan Ridwan Kamil seperti Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Sodik pun mengibaratkan Ridwan Kamil sebagai anak nakal.

“Anak nakal ya kira-kira gitu. Saya kira semua lah, toh Ahok kan kembali. Ketika dia percaya diri independen, toh ke partai juga. Pelajaran buat semua, bukan untuk Gerindra saja. Memang ada jalur independen. Tapi kalau mau independen dari awal dong. Jangan orang membangun ‘independen’ hanya untuk tawar menawar dengan parpol,” kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR. neti

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry