Suasana aksi yang kompak, dari alumni sampai mahasiswa. (FT/IST)

SURABAYA| duta.co – Problem internal Yayasan Unsuri (Universitas Sunan Giri) Surabaya, tak kunjung usai. Padahal, kampus ini baru saja ‘naik pangkat’ terakreditasi B. Tanda-tanda Unsuri terancam melorot bisa dilihat dari kebijakan Musyafak Rouf, Ketua Yayasan Unsuri yang main pecat.

Padahal, di mata mahasiswa, Gunawan adalah sosok ‘penyelamat’. Dari Unsuri yang sepi, kini digandrungi mahasiswa. “Setiap tahun penerimaan mahasiswa naik ratusan persen. Itu hanya ada pada era Rektor Gunawan Adji. Saat itu juga hidup namanya IKA (Ikatan Alumni) Unsuri. Tahu-tahu sekarang Ketua Yayasan memecatnya. Ada apa ini?,” jelas seorang mahasiswa kepada duta.co, Selasa (9/7/2019).

Mahasiswa sudah tak sabar menyaksikan silang sengkarut ini. Mereka pun turun jalan, menuntut pembenahan tuntas. Atas nama aliansi mahasiswa dan alumni Unsuri, mereka melakukan demo di depan Kantor Yayasan Unsuri, Senin (8/7). Mereka menuntut agar ada reformasi birokrasi di internal Pengurus yayasan serta transparansi pengelolaan keuangan kampus nahdliyin ini.

“Sikap otoriter dari Ketua Yayasan Unsuri (Musyafak Rouf) terhadap beberapa pihak sudah mengindikasikan bahwa ada yang tidak beres ditubuh Unsuri,” kata alumni Unsufi Subekhan.

Keputusan Musyafak memecat Gunawan Adji dinilai bentuk arogansi Musyafak. Begitu juga langkah pemecatan Dekan FAI Imam Turmudi dan beberapa pegawai tetap lainnya, dinilai bentuk kesewenang-wenangan Ketua Yayasan.

Aksi kemarin  melibatkan beberapa elemen kampus. Mulai dari BEM, DPM, HIMA PRODI,  UKM dan Organisasi Ekstra Kampus menemui jalan buntu. Musyafak yang juga tercatat sebagai Ketua DPC PKB Surabaya tidak berada di kantor yayasan.

Meski pun masih jam kerja, tidak ada perwakilan dari pihak Yayasan Unsuri yang menemui para pendemo. Hingga akhirnya mereka melakukan segel kantor dengan rantai besi.

“Aksi ini terpaksa kami lakukan karena kami sebagai alumni Unsuri berkeinginan kampus ini menjadi lebih baik, dari segi pendidikan,” ujar Subekhan alumni Unsuri tahun 2003.

Presiden BEM Unsuri Karimah mengatakan, dari awal mahasiswa selalu dijejali konflik yayasan. Padahal, gesekan diantara pengelola ini berpotensi menjatuhkan nama Unsuri. Karena itu, seluruh elemen kampus menyatakan sikap aksi tanpa paksaan dan kepentingan pribadi.

“Kami aksi karena tuntutan hati nurani. Kami, terutama angkatan 2015, ingin agar adik-adik kita bebas berpendidikan dan membantu Unsuri agar semakin berkembang seperti kampus lainnya,” jelasnya.

Ketua DPM Unsuri Ani Maria Ulfah mengaku bangga kepada mahasiswa, karena sejak awal  kuliah sampai hari ini, baru pertama kali mahasiswa Unsuri bersatu tanpa paksaan. Kehadiran alumni dalam barisan aksi menambah semangat mahasiswa dalam mengelar aksi.

“Karena kami sudah geram dengan yayasan yang otoriter dan banyak melakukan kesalahan,” ujarnya.

Dia berharap setelah adanya aksi dan penyegelan kantor yayasan ini akan berdampak kepada seluruh birokrasi yayasan . Sehingga ada perubahan kepada manajemen kampus agar bisa berbenah. (azi)