JOMBANG | duta.co – Konflik internal di tubuh Partai Gerindra Jombang, masih keras. Sejumlah Pengurus Anak Cabang (PAC) – tingkat kecamatan – Partai Gerindra kini berusaha mencari terobosan baru, setelah unjuk rasanya belum memperoleh hasil.
Puluhan kader tulen itu, Kamis (16/5/24) mengadu ke Wakil Ketua Umum Bidang Agama DPP Partai Gerindra Mochamad Irfan Yusuf (Gus Irfan). ”Lega rasanya. Dan, alhamdullilah Gus Irfan bersedia menyampaikan bahkan memperjuangkan PAC untuk mendapat keadilan,” demikian sumber duta.co, Sabtu (18/5/24).
Seperti diberitakan banyak media, bahwa, internal DPC Partai Gerindra Jombang terus bergejolak. Sejumlah PAC Gerindra mengeluhkan kebijakan kepengurusan DPC Partai Gerindra Jombang. Mereka para PAC ini kemudian membentuk Forum Kader Penyelamat Partai Gerindra Kabupaten Jombang.
“Kami sengaja mengadu, dan mendatangi Gus Irfan yang notabene Wakil Ketua Umum Bidang Agama DPP Partai Gerindra. Harapan kami, ada jalan keluar terbaik,” tegas sumber tadi.
Saat mengadu ke Gus Irfan, menurut pantauan wartawan jombangbanget.jawapos.com, tampak puluhan kader Partai Gerindra tingkat kecamatan. Tampak Ketua PAC Megaluh, Haris Teguh Setiawan. Usai pertemuan, Haris mengatakan, kedatangannya ke kediaman Gus Irfan untuk menyampaikan keluhan terkait kinerja kepengurusan DPC Gerindra Jombang.
Selama 33 bulan berjalannya kepengurusan DPC, katanya, pihaknya melihat tidak ada kinerja partai yang mencerminkan profesionalitas dan akuntabilitas sesuai dengan amanat DPP. ”Salah satunya DPC tidak mampu menyediakan kantor permanen atas nama Partai Gerindra sehingga seluruh aktivitas partai menjadi tidak efektif dan efesien,” katanya.
Tidak hanya itu, kemampuan leadership pengurus DPC khususnya ketua sekretaris dan bendahara (KSB) dinilai sangat rendah sehingga berpengaruh terhadap kinerja DPC. ”Hal ini tecermin dengan rendahnya intensitas koordiansi antarpengurus DPC sehingga banyak isu-isu strategis baik politik maupun pemerintahan dan kemasyarakatan tidak bisa direspons Partai Gerindra,” bebernya.
Selain itu, pada saat memasuki proses pemilu, DPC sangat lamban dan bahkan tidak terbuka, serta tidak terdengar adanya sosialisasi mulai dari tahapan pemilu, rekrutmen caleg, sosialisasi partai dan lainya. ”Khusus rekrutmen caleg kami anggap DPC telah gagal karena tidak pernah memberikan ruang kepada publik untuk berpartisipasi dalam pencalegan semua dilakukan secara tertutup dan semaunya sendiri oleh KSB,” katanya.
Karena tidak transparan dalam proses rekrutmen caleg, menurutnya mengorbankan nilai-nilai demokrasi yang sebenarnya. ”Di mana DPC seenaknya memasang calon dan menggeser calon dari dapil ke dapil lainnya tanpa konfirmasi dan pertimbangan politik yang matang. Partai dikelola seperti perusahaan di mana anggota partai yang lain diangap keberadaannya tidak ada, tidak penting, semua dianggap bodoh,” katanya.
Menurut sumber duta.co, Partai Gerindra Jombang terancam menjadi partai eksklusif. Partai yang hanya memikirkan nasib keluarga, bukan warga Jombang. “Ini yang kita khawatirkan,” pungkasnya. (mky)