MALANG | duta.co – Kemandirian Ekonomi Pesantren menjadi isu strategis pembangunan Jawa Timur. Hal ini terungkap adalam Rakor Pondok Pesantren se Jawa Timur 2022 dengan tema Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Berbasis Pesantren, Selasa (1/11/22) dan Rabu (2/11/2022).
Dalam rilisnya, Minggu (13/11/2022), Akhmad Jazuli Staf Ahli Gubernur Jatim Bidang Kemasyarakatan dan SDM dalam kegiatan itu mengatakan pesantren, santri dan alumni pesantren selalu siap dalam setiap kondisi. Santri jadi apapun bisa, ada yang jadi pejabat, pebisnis dan pendakwah.
“Santri juga bisa hidup dalam kondisi apapun, baik kondisi serba berkecukupan maupun kondisi kekurangan” ungkap Jazuli yang saat ini juga menjadi Plt Asisten III, Setda Prov Jatim.
Namun melalui Program OPOP, kata Jazuli, Gubernur Khofifah Indar Parawansa berharap agar Pesantren, Santri dan Alumni menjadi aktor peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melalui Program OPOP, diharapkan setiap Pesantren memiliki minimal satu bisnis.
Melalui lembaga bisnis tersebut diharapkan tercipta minimal satu produk unggulan. Pada akhirnya dengan sentuhan sdm yang berkualitas, akses pemasaran dan pembiayaan yang terbuka luas, maka bisnis yang dilaksanakan oleh pondok pesantren akan mampu memandirikan ekonomi pesantren.
“Saya yakin melalui program OPOP ini Pesantren bisa mandiri dan akhirnya akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar pesantren” ungkap Jazuli.
Sekjen OPOP Jawa Timur, Mohammad Ghofirin menambahkan hingga saat ini ada 750 Ponpes yang sudah tergabung dalam program OPOP dan rencananya akan bertambah 250 Pesantren lagi di 2023.
Sehingga pada akhir 2023 genap menjadi 1.000 Pesantren yang diberdayakan melalui program OPOP. Ghofirin menambahkan bahwa tujuan digelarnya Rakor Pesantren se Jatim yang difasiltasi oleh Biro Kesra Provinsi Jawa Timur ini adalah untuk mengenalkan kepada calon peserta OPOP di 2023.
“Melalui acara ini kami ingin agar tidak ada Pesantren Peserta OPOP yang masih belum mengerti apa yang menjadi latar belakang adanya OPOP, apa maksud dan tujuan adanya OPOP dan bagaimana cara menjalankan OPOP,” kata Ghofirin.
Rakor Pesantren se-Jatim ini diikuti oleh 143 pesantren calon peserta OPOP yang baru dan 17 Pesantren peserta OPOP yang lama, yang sudah berhasil mewujudkan kemandirian ekonomi di Pesantrennya.
Dengan hadirnya 17 Pesantren rujukan tersebut akan mampu memotivasi Peantren-Pesantren lainnya dalam upaya untuk mensejahterakan masyarakat berbasis Pesantren. ril/hms