RANGKASBITUNG | duta.co – SMA Negeri 1 Rangkasbitung mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan menyelenggarakan Pelatihan Menulis dan Jurnalistik Majalah Digital Sekolah, Sabtu – Minggu (10 – 11/08/2024).
Kegiatan yang dilangsungkan selama dua hari bekerja sama dengan Media Guru Indonesia menghadirkan dua pemateri, Eko Prasetyo (Pemred Mediaguru) dan Abdur Rohman (Redpel Mediaguru). Mereka secara langsung membimbing guru dan siswa, bagaimana cara menulis berita, feature, cerpen, dan fotografi, juga bagaimana cara membuat konten yang baik.
Kepala Sekolah SMAN 1 Rangkasbitung, Dra Hj Ucu Lena Murtadewi MSi dalam pembukaan menyampaikan, kegiatan pelatihan diikuti perwakilan siswa dan guru yang nantinya akan mengelola majalah digital sekolah. “Hasil pelatihan ini nanti semoga bisa merealisasikan mimpi kita bersama, menerbitkan majalah digital sekolah,” harapnya.
“Jangan sia-siakan kesempatan bisa belajar banyak dari para praktisi media yang telah rela jauh-jauh hadir ke sini. Biasanya pada hari weekend kalian mager di rumah, tapi untuk dua hari ini harus datang dan belajar bersama tentang majalah digital. Semoga upaya kita ini membuahkan hasil,” papar Ucu, Sabtu (10/8/2024).
“Rukun imannya berita itu adalah 5W + 1H. Sedangkan dalam penulisan feature harus menggali data primer dan skunder.”
Pada hari pertama, peserta pelatihan langsung diajak belajar bagaimana cara membuat berita oleh Eko Prasetyo. Bukan hanya teori, praktik wawancara langsung mengembangkan berita menjadi feature juga diberikan Pemred Mediaguru itu kepasa siswa dan guru yang hadiri.
“Rukun imannya berita itu adalah 5W + 1H. Sedangkan dalam penulisan feature harus menggali data primer dan skunder. Data utama bisa berasal dari yang 5W dan 1H, sedang yang skunder merupakan pelengkap yang nantinya akan menjadikan tulisan kita lebih enak dibaca dan info yang disampaikan semakin luas karena timeless,” papar Mantan copy editor harian ternama di Surabaya tersebut.
Selanjutnya Abdur Rohman yang biasa disapa Om Roy, dalam pembimbingannya lebih banyak berbagi tips dan trik bagaimana membuat karya fotografi jurnalistik yang menarik. “Foto jurnalistik harus otentik sesuai kejadian perkara. Tidak boleh melakukan unsur editing tambahan di dalamnya, kecuali hanya sebatas kecerahan dan kontrasnya foto,” jelas praktisi media asal Surabaya itu.
Di samping ilmu fotografi jurnalistik, Rohman juga membagikan pengalamannya mengolah manajemen kehumasan, khususnya dalam menangani majalah internal. Dia juga tak segan mengajak peserta untuk praktik langsung fotografi serta belajar menjadi podcaster untuk kepentingan kehumasan sekolah.
“Menjadikan podcast di sekolah sebenarnya mudah. Cukup menggunakan smartphone langsung bisa talk show bersama warga sekolah yang berprestasi untuk berbagi inspirasi,” tambahnya.
“Yang jelas semua harus diawali dengan konsep yang jelas, tema yang sesuai kebutuhan sekolah, serta teratur dalam pembuatan dan posting ke media sosial. Semua harus dilakukan dengan bersinergi dengan segenap warga sekolah serta stakeholder yang ada,” tutupnya. rps