SURABAYA | duta.co – Hampir seluruh grop WA ‘terpapar’ Film Dirty Vote. Film ini tiba-tiba viral dan jadi perbincangan di media sosial. Tanggapan warganet macam-macam. Ada yang memuji, “Bagus, sama dengan kuliah hukum,” demikian komentar tokoh NU Jawa Timur yang berlatar pendidikan hukum, disampaikan kepada duta.co, Senin (12/2/24).
Ada juga yang langsung menghujat. “Gombale mukio. Kalau hanya seperti itu, semua sudah tahu. Kalau hanya cuap-cuap, semua bisa. Masalahnya bisa dibuktikan tidak?” jelas salah seorang warganet. Lalu, bagaimana tanggapan para politisi?
Baik kubu 01,02 dan 03 sama-sama angkat bicara soal film dokumenter yang satu ini. Beberapa saat setelah film tersebut viral, TKN Prabowo-Gibran angkat suara. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Habiburokhman angkat bicara soal film dokumenter “Dirty Vote”.
Menurut Habiburokhman, film dokumenter Dirty Vote hanya berisi fitnah yang sengaja dibuat untuk mendegradasi penyelenggaraan Pemilu 2024. “Sebagian besar yang disampaikan dalam film tersebut adalah sesuatu yang bernada fitnah, narasi kebencian yang sangat asumtif, dan sangat tidak ilmiah,” kata Habib pada Minggu (11/2/2024) seperti dilansir dari Antaranews.
Bukan hanya kubu 02 yang langsung buka suara tentang viralnya film dokumenter Dirty Vote ini, kubu 03 pun demikian. Akan tetapi, komentar TPN Ganjar-Mahfud justru memberikan penilaian terhadap film tersebut.
Deputi Hukum Tempat Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis mengatakan, film tersebut merupakan sebuah pendidikan politik yang sangat bagus. Apa yang diungkap dalam film itu bukan sesuatu yang baru. “Jadi jangan baper lah, itu saja yang mau saya bilang. Dan jangan sedikit-dikit melapor ke kepolisian,” saran Todung.
Kubu AMIN lain lagi. Meski Cak Imin malu-malu komen, hanya melalui twitternya, Cak Imin membagikan potongan film Dirty Vote sembari bertanya “Ada yang sudah nonton?” begitu catatan Cak Imin.
Tetapi, melalui juru bicara Timnas Amin, Iwan Tarigan, menuturkan bahwa, film tersebut menjadi sumber pengetahuan untuk masyarakat soal politik di Tanah Air. “Film Dokumenter ini memberikan pendidikan kepada masyarakat bagaimana politisi kotor telah mempermainkan publik hanya untuk kepentingan golongan dan kelompok mereka,” kata Iwan melalui keterangan tertulis pada hari Minggu, (11/2). (mky,dtc,viva)