“Akibat ulah satu jemaah ahli hisap, 45 jemaah dalam Bus itu harus turun dengan membawa kembali dua tasnya (tenteng dan tas passport) yang terlanjur dibawa masuk. Kemudian bersama pemiliknya tas itu dibawa kembali antri berbaris satu-persatu untuk pemeriksaan X-Ray.” Astaghfirullah!
Oleh Syarif Thayib — PPIH Kloter SUB

JULUKAN perokok berat di kalangan santri adalah ahli hisap. Bagi mereka, berbicara tanpa merokok ibarat makan tanpa lauk. Pasti tidak nyaman.

Lihat saja, para ustadz di pesantren tradisional (salaf) kalau mengajar di kelas nyambi merokok.

Sebagian ahli hisap merasa bahwa merokok itu seperti “dzikir”. Kepulan asapnya adalah putaran tasbih yang terus berputar mengiringi lafadz dzikirnya.

Sampai-sampai di antara mereka tidak bisa “ngempet” atau menahan diri, hingga merugikan banyak orang.

Seperti kejadian yang menimpa rombongan satu Bus Jemaah haji di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES). Gara-gara satu Jemaah ketahuan turun dari Bus untuk menghisap rokok di saat menunggu pemberangkatan menuju Bandara Juanda, maka semua Jemaah satu Bus itu terpaksa harus turun untuk pemeriksaan X-tray ulang.

Penulis dapat cerita ini langsung dari dua sumber: Ketua UPT (unit pelayanan terpadu) AHES KH Gartaman, SAg. MPdI, dan Ketua Tim Akomodasi, Transportasi, dan Perlengkapan Haji KH. Farmadi Hasyim, M.Ag.

Kebetulan kami berempat, satunya pejabat Kemenag dari Kabupaten Blitar berbincang santai di ruang VVIP AHES sambil menunggu acara pelepasan Jemaah Haji Kloter 55 Surabaya menjelang adzan Isya’ (25/5).

Akibat ulah satu Jemaah ahli hisap tadi, maka 45 jemaah dalam Bus itu harus turun dengan membawa kembali dua tasnya (tenteng dan tas passport) yang terlanjur dibawa masuk. Kemudian bersama pemiliknya tas itu dibawa antri berbaris satu-persatu lagi untuk pemeriksaan mesin X-Ray.

Semua itu dilakukan demi keselamatan dan kenyamanan penerbangan jemaah haji. Jangan sampai ada celah sedikitpun barang-barang membahayakan penerbangan masuk dalam pesawat. Demikian kurang lebih penjelasan yang penulis dapatkan dari ruang VVIP.

Ujian Berat Ahli Hisap

Bagi ahli hisap, beraktifitas seperti Jemaah haji yang harus kumpul jemaah satu Kloter (371 orang) di Hall ber-AC sebelum pemberangkatan. Kemudian mengikuti acara seremonial, lanjut diabsen satu persatu untuk pemeriksaan barang bawaan ke mesin X-Ray. Setelah itu, langsung masuk ke Bus ber-AC total selama 3-4 jam tanpa merokok, tentu menjadi ujian yang cukup berat.

Walaupun begitu, Jemaah lain tidak berani marah, apalagi mem-bully. Kalaupun ada, paling hanya bisa menggerutu dalam hati, karena Jemaah haji kita sudah terdoktrin untuk menjadi manusia pemaaf dan sabar. Mereka benar-benar terlatih di setiap manasik panjangnya untuk menjaga atau mengamalkan QS. Albaqarah: 197 selama berhaji.

Musim haji itu pada bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), mencela, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!”

AHES, 25 Mei 2024

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry