PANEN: Petani garam di desa Pademawu saat panen garam. (DUTA.CO/HABIB)

PAMEKASAN | duta.co – Penurunan harga garam lokal di tingkat petani di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, telah terjadi dalam sepekan terakhir. Hal itu diduga disebabkan akibat masuknya garam impor ke Indonesia.

“Semula harga garam ditingkat petani Pamekasan mencapai Rp. 2.500 per Kg, namun saat ini setelah datangnya garam impor turun menjadi Rp. 2.000 per Kg,” ungkap salah satu pelaku garam di pamekasan Agus Sumantri, Jumat pagi (2/2/2018).

Menurutnya, turunnya harga garam lokal ditingkat petani memang tidak secara mendadak, akan tetapi turun secara bertahap dalam setiap harinya.

Saat ini, impor garam yang dilakukan pemerintah mencapai angka yang cukup fantastis dan merupakan yang terbanyak dibanding tahun-tahun sebelumnya, yakni sekitar 3,7 juta ton.

“Ini merupakan angka yang fantastis, dan merupakan pemecah rekor dalam hal impor garam sepanjang sejarah,” terang Agus.

Lebih lanjut ia mengatakan, impor seperti ini yang membuat harga garam para petani garam di Madura pada khususnya dan Indonesia pada umumnya menjadi terjun bebas.

“Bandingkan saja harga garam lokal dengan garam impor, itu sangat jauh sekali. Harga garam lokal sampai hari ini berkisaran Rp. 2.000 per Kg, sedangkan garam impor dari Australia hanya sekitar Rp. 650 per Kg nya,” ungkapnya.

“Stok garam lokal saat ini masih cukup banyak dan garam itu ada di tingkat para petani. Dan kalau seperti ini tetap dilakukan pemerintah, maka garam rakyat akan mati di pasaran dan mungkin tidak akan ada lagi tambak garam,” tambah Agus.

Sebagai pelaku garam yang sudah cukup berpengalaman, pihaknya berharap agar pemerintah tidak semena-mena dan seenaknya dalam mengimpor garam, tanpa melihat kebutuhan dan stok yang ada pada tingkat petani. (bib)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry