Bangunan gedung Musium Sunan Giri, gak ditempati “ damn terkunci rapat . (ft.duta abdul salim)
GRESIK | duta.co – Meskipun sudah selesai tiga tahun lalu, Museum Sunan Giri yang terletak di Kompleks Makan Sunan Giri Kecamatan Kebomas Gresik sampai saat ini masih “mangkrak“. Padahal dana dari APBD Gresik untuk pembangunannya sudah dikucurkan secara bertahap.
Yang jadi masalah mengapa pihak Dinas Perawisata dan Budaya Kabupaten Gresik enggan memanfaatkan Museum Sunan Giri? Padahal proyek pembangunan Gedung Museum tersebut selesai 100 %. Saat ini beberapa bangunan baru tersebut malah mulai ada yang rusak.
Proyek yang menelan dana sekitar Rp 2,6 miliar ini dengan perincian tahun 2013 menyerap dana APBD Rp 1,2 miliar, dilanjutkan tahun 2014 dengan dana Rp 850 juta dan terakhir tahun 2015 dengan dana Rp 630 juta. Museum Sunan Giri itu berada di terminal Bus Wisata Religi Malik Ibrahim sehingga banyak wisatawan ingin mengunjunginya.
Maksud Dinas Parawisata dan Kebudayaan Kabupaten Gresik membangun gedung Museum Sunan Giri tersebut karena Gedung Museum Sunan Giri yang lama sudah tidak layak dan perlu pembenahan. Selain itu agar para pengunjung wisata religi di Sunan Giri dan Malik Ibrahim bisa mengetahui peninggalan para wali yang terletak di Kabupaten Gresik. Tapi Gresik seakan tidak memiliki museum sehingga tak banyak yang tahu jejak sejarah para wali.
Bahkan yang aneh lagi pernah rombongan Wisata religi dari Kabupaten Mojokerto sangat kecewa karena museum tersebut ditutup. Padahal rombongan yang terdiri dari siswa SMA ingin melihat Museum Sunan Giri di Terminal Bus Malik Ibrahim. Ternyata museum tersebut tidak buka dengan alasan masih penataan. “Juga petugasnya tidak ada,” kata seorang pedagang PKL di Kompleks Terminal Bus Makam Malik Ibrahim, Kamis 11 Januari 2018.
Menurut beberapa sumber duta.co, Dinas Parawisata dan Budaya Kabupaten Gresik sudah tahu Gedung Museum itu sudah lama selesai tapi pihak Dinas enggan menempatinya. “Tidak tahu ada masalah apa ya kok gak secepatnya menempati bangunan baru tersebut,” kata sumber duta.co yang enggan disebut namanya.
Koordinator LSM Piar Gresik, Ma’ud Hakim, mengatakan, pihaknya menyayangkan mengapa Bupati Gresik Dr Sambari Halim kecolongan tidak mengecek ke lapangan tentang Gedung Museum tersebut, padahal dana APBD mulai tahun 2012, tahun 2013 dan APBD tahun 2014, sekitar Rp 2,6 miliar. “Seharusnya Bupati Gresik turun tangan,” kata Mas’ud, Kamis (11/1/2018).
Masih kata Mas’ud, kalau proyek dengan dana Rp 2,6 miliar dibiarkan mangkrak oleh Pemkab Gresik siapa yang bertanggung jawab. “Insya Allah bangunan tersebut sudah serah terima dari kontraktor yang mambangun. Biar nanti akan kami tindak lanjuti,” katanya.
Sementara itu H.M.Migfar Kepala Dinas Prawisata dan Budaya Kabupaten Gresik tidak berhasil dihubungi. Menurut anak buahnya masih tugas luar. “Tapi Kabag Humas Suyono nanti akan kami koodinasikan ke Kepala Dinas Prawisata dan Budaya untuk memberi keterangan pers,” kata dia. (sal)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry