SURABAYA | duta.co – Kabar KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur merasa tertekan saat menandatangani Surat Keputusan PWNU Jawa Timur, yang mengusulkan ‘paket’ KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam dan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU, beredar luas di media sosial.

Kabar itu langsung ‘tergoreng gosong’ media online. Ini terbaca di https://www.islampers.com/2021/10/sanggah-dukung-gus-yahya-ketua-pwnu-jatim-mengaku-dalam-tekanan.html. Judulnya lumayan ‘kereng’ : Sanggah Dukung Gus Yahya Ketua PWNU Jatim Mengaku Dalam Tekanan.

Portal www.islampers.com juga menurunkan konfirmasi kabar yang lumayan mengejutkan itu. Sebagaimana beredar di sosial media, mengenai pengakuan ketidaknyamanan KH Marzuki Mustamar (KH MM) selaku Ketua PWNU Jawa Timur.

“Ketika saya menyanggah untuk mendengarkan pandangan yang lain, tetap saja mereka memaksa saya untuk tanda tangan,” demikian salah satu pernyataan KH MM tersebut, menurut beberapa jam setelah menyampaikan keterangan Pers.

Bahkan, atas kekurangnyamanan tersebut muncul dari tokoh NU lain,  KH Andi Jamaro Dulung (AJD) dari Sulawesi Selatan. Ia ikut bicara. “Jadi pada hari Selasa, tanggal 12 sekitar jam 21.09, saya (Andi Jamaro Dulung-red) dihubungi KH Marzuki Mustamar terkait surat dukungan PWNU ke Gus Yahya,” tulis Andi Jamaro dalam 4 pesan kronologis yang tersebar luas di whatsapp group demikian www.islampers.com.

Kiai AJD mengutip keterangan KH MM, bahwa, pernyataan dukungan itu telah dimatangkan sebelumnya di kediaman KH Anwar Iskandar, salah seorang Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur.

Pada saat ke forum musyawarah PWNU Jawa Timur, surat tersebut terlebih dulu sudah ada tanda tangan Rais dan Katib Syuriyah. “Diteken dulu baru dibicarakan di PWNU, dengan penekanan bahwa ini dawuhnya Syuriyah,” tulis mantan anggota DPR RI ini.

Kiai AJD yang juga salah satu Ketua PBNU pada periode 1999 – 2009, menduga, unsur Syuriyah yang dominan menginisiasi pernyataan dukungan ini sesungguhnya juga menjadi pihak yang dipengaruhi oleh kekuatan kepentingan lain yang hendak memanas-manaskan suasana jelang Muktamar NU. “Saya yakin Rais Syuriyah juga “didekte” untuk menandatangani surat itu,” tulisnya.

Sebagaimana banyak beredar di sosial media, ada kesan kurang lazim nampak dalam fisik surat pernyataan yang bertandatangan lengkap empat tokoh struktural NU Jawa Timur itu. Antara lain tidak adanya nomor surat, serta kalimat pembuka dan penutup yang baku, laiknya tradisi surat menurat di Jamiyah Nahdlatul Ulama.

Benarkah Tertekan?

Masih dalam hari yang sama, Rabu (13/10/21), beredar pula bantahan, bahwa, keputusan itu atas dasar tekan-menekan. Di group nahdliyin Jatim, ada yang memunculkan foto dan video sebagai bukti.

“Benarkah ada drama tekan-menekan dalam Surat keputusan PWNU (Jatim) soal Muktamar NU?” Tidak benar Rais Syuriah PWNU Jatim dan Katib menandatangani surat di luar rapat diluar kantor PWNU Jatim”. Narasi ada tekanan adalah narasi memecah belah ‘RAPATKAN BARISAN DALAM KOMANDO PWNU JATIM”, demikian video berdurasi 2:54 menit itu beredar.

Yang jelas, ‘benturan keras’ antara kelompok Kiai Said Aqil Sirajd vs KH Yahya Cholil Staquf tak terelakkan. ”Ini muktamar NU, tapi rasa Pilpres. Semua sepertinya konsentrasi untuk 2024, ha ha ha..” celetuk warga nahdliyin masih dalam group itu kepada duta.co. Waallhu’alam. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry