Is Yuniarto bersama dengan desain karyanya Shakti sebagai maskot resmi Timnas Indonesia. DUTA/wik
SURABAYA | duta.co – “Shakti”, itulah nama maskot Timnas Indonesia yang merupakan karya dari Petranesian Alumni DKV PCU. Mengalahkan 388 peserta lainnya, “Shakti” sang Garuda merupakan simbol dari identitas berbagai wilayah di Indonesia.
Nama Petranesian (sebutan bagi keluarga besar Petra Christian University-PCU) kembali berkibar melalui karya. Ia adalah Is Yuniarto. Is adalah alumni Desain Komunikasi Visual atau DKV PCU yang berhasil menyabet gelar juara dalam sayembara pembuatan maskot Timnas Indonesia dengan tema “Garuda Mendunia” yang digelar PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia).
“Shakti”, itulah nama karya yang dibuat oleh Is. Karya ini akan dipamerkan secara resmi ke hadapan publik sepak bola nasional pada 10 September 2024 mendatang, saat pertandingan Indonesia menjamu Australia di babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde ketiga grup C.
“Saya senang dan mengapresiasi sekali PSSI telah mengadakan sayembara maskot Timnas. Ini artinya memberikan kesempatan bagi masyarakat luas untuk turut berperan serta, baik dalam pembuatan maskot maupun proses pemilihan yang juga melalui voting terbuka,” kata pria asal Semarang itu.
Mengalahkan 388 peserta lainnya, “Shakti” merupakan burung Garuda muda berkepala putih yang menggunakan jersey merah dengan cita-cita menjadi atlet sepak bola handal di Piala Dunia. Is merinci, Shakti Sang Garuda adalah Kesatuan Semangat Juang Indonesia, simbol identitas berbagai wilayah Indonesia, dari ujung Barat hingga Timur yang melambangkan semangat tradisi nusantara.
Sosok “Shakti” menggunakan elemen warna merah putih yang sangat dominan dengan tambahan warna globe. Ini melambangkan semangat nusantara yang menunjukkan siap bersaing hingga ke belahan dunia manapun. Bagian sayap (di kepala) menggunakan motif Batik Gurdo, yaitu corak batik khas Yogyakarta dan Solo berbentuk sayap Garuda tiga lapis, sebuah simbol kekuatan. Mata “Shakti” terinspirasi dari motif Netra Thelengan, salah satu bentuk mata wayang kulit dengan watak bersahaja dan tangkas.
Sementara pada bagian dahinya, ada motif berbentuk tali perut ikan berwarna biru, yang merupakan motif Afuiyak Wow yang berarti “Untuk hidup, manusia harus berusaha”. Sedangkan di bagian paruh terdapat corak ragam hias songket khas Minang dan Sumatera, dengan motif Pucuak Rabuang. Pucuak Rabuang adalah tunas bambu, melambangkan tidak mudah rebah menghadapi angin kencang, serta optimisme yang terus tumbuh.
Is yang dikenal sebagai Ilustrator dan Komikus Indonesia ini menyelesaikan karyanya dalam waktu kurang lebih 2-3 pekan. “Tantangannya adalah bagaimana membuat karakter Garuda yang unik dan mudah diingat secara visual. Sebelumnya, saya bahkan melakukan riset agar karya saya ini tidak sama dengan Garuda pada umumnya,” tambah pria yang membuat karakter Gatotkaca dari komik Garudayana yang telah dilisensi oleh game Mobile Legends: Bang Bang itu.
Melakukan riset dan pengembangan desain sebelum membuat karya ini telah terlatih sejak pria berkacamata itu mengambil kuliah jurusan DKV di PCU sehingga ia mampu menghasilkan solusi atas visual desain yang dibuatnya. Saat ditemui di rumahnya pada Rabu (7/8), Is menyampaikan pesan untuk anak muda jika ingin sukses di bidang seni demikian: “Perbanyaklah eksperimen desain dan pendalaman riset karya,” katanya.
Perjalanan panjang ini dilalui oleh Is. Setelah semua karya dari seluruh Indonesia terkumpul, dipilihlah delapan karya terbaik pilihan juri, untuk kemudian dilakukan voting terbuka secara umum untuk menentukan tiga karya terbaik. “Shakti” adalah salah satunya. Is pun harus mempresentasikan karyanya ini di depan para juri tanggal 31 Juli 2024 yang lalu, di Official Garuda Store GBK Jakarta.
Di hadapan para juri yang terdiri dari Komite Eksekutif PSSI sekaligus Ketua Komite Suporter PSSI, Arya Sinulingga, Unggul sebagai Ketua La Grande, Diky Budi Ramdhan selaku Sekjen PNSSI, dan Moh. Azka yang merupakan perwakilan Nevertoolavish, “Shakti” akhirnya terpilih menjadi pemenang.
Keberagaman budaya Indonesia yang tertuang dalam desain Shakti menjadi daya tarik tersendiri, membuktikan bahwa bakat dan kreativitas anak muda Indonesia mampu bersinar. “Menyala terus Petranesian!”
Sekilas tentang Petra Christian University (PCU), sebuah universitas swasta yang berdiri sejak tahun 1961 bertempat di Surabaya, Indonesia. PCU memiliki fakultas-fakultas yang terkemuka di bidang pendidikan, teknologi, konstruksi, bisnis, industri kreatif dan Kedokteran. ril/wik