SURABAYA | duta.co – Sopir mana yang tak marah ketika penumpangnya direbut sopir lain. Itulah yang dirasakan Eko Danang Asputro (38), warga Gubeng Masjid I No. 42 Surabaya. Eko adalah seorang sopir taksi koperasi dinas perhubungan. Kendati demikian, sikap Eko tak bisa dibenarkan. Hanya karena kesal lantaran calon penumpangnya direbut oleh Muhyi (34), warga Platuk Donomulyo yang juga seorang supir taksi blue bird, Eko tiba-tiba melempar kursi besi ke arah Muhyi setelah sebelumnya sempat cek-cok.
Saat kejadian, Eko sedang berada di depan stasiun Gubeng Baru tengah mencari calon penumpang KA Mutiara pada Sabtu (1/4) pukul 05.00 WIB. Sekitar 15 menit kemudian, Eko berhasil melakukan tawar menawar dengan seorang calon penumpang yang hendak diantar ke Bandara Juanda. Tanpa disadari, tiba-tiba muncul Muhyi yang meyela percakapan Eko dengan calon penumpang tersebut.
Tak terima akan hal itu, Eko mencoba memperingatkan Muhyi, namun Muhyi malah tak terima dan menantang Eko, cek-cok mulut pun tak terhindarkan. Kesal dengan perlakuan Muhyi, Eko yang kalap langsung mengambil kursi besi daan dilemparkan ke arah Muhyi. Setelah melempar dan korban terluka di kepala, Eko langsung pergi dan bersembunyi. Sedangkan Muhyi melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Tambaksari Surabaya.
Sebulan lebih bersembunyi, Eko akhirnya berhasil ditangkap oleh tim anti bandit Polsek Tambaksari Surabaya di rumahnya. “Ya ini DPO kami, yang berhasil ditangkap di rumahnya, setelah sempat kabur ke Madura,” terang Kompol Prayitno, Kapolsek Tambaksari Surabaya, Rabu (7/6).
Eko mengaku tak dapat mengendalikan emosinya lantaran sikap Muhyi yang semena-mena. “saat itu sudah saya ingatkan dia (korban), tapi malah menantang, namanya cari duit ya harus fair kan mas, saya emosi waktu itu,” aku tersangka.
Akibat perbuatannya itu, Eko dijerat dengan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. tom/gal
