Berani munucl? Tantangan sudah dijawab. Kita tunggu apakah mereka ini konsisten. (FT/TEMPO)

JAKARTA | duta.co – Masih ingat tantangan dari sebuah video di media sosial, isinya sayembara yang digelar pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin? Tak tanggung-tanggung, mereka siapkan hadiah uang Rp 100 miliar bagi yang menemukan kecurangan Pilpres 2019.

Video dan informasi tentang sayembara ini banyak dibagikan akun-akun di media berbagai platform media sosial. Pada video berdurasi 55 detik itu, diketahui sejumlah orang membawa papan bertuliskan “Hadiah Seratus Milyard Rupiah, RP 100.000.000.000”.

Juru Bicara TKN, Garda Maharsi, kepada kompas.com, mengatakan, sayembara ini merupakan inisiatif pendukung. “Menurut saya itu inisitiaf ya, spontanitas saja itu dari komponen pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin,” kata Garda.

Garda mengaku baru mengetahui adanya sayembara dengan imbalan uang dalam jumlah besar ini setelah diberitakan oleh media. Namun, tim pemenangan di lapangan sudah mengetahuinya lebih dulu.

“Ya kalau saya (tahu) baca dari media. Setelah konfirmasi, baru tahu kalau yang bilang orang lapangan,” kata dia.

Sejauh ini, kata Garda, pihak TKN belum mengetahui dan masih terus melakukan konfirmasi untuk mengetahui siapa koordinator atau penyelenggara sayembara ini.

Keluarlah! Siapa Pembuat Sayembara?

Gabungan Relawan Pembela Demokrasi Pancasila (Garda Depan) kini menyiapkan dengan rigit daftar kecurangan. “Kami terima tantangan itu, kami siap membuktikannya,” ujar Komandan Garda Depan, Lieus Sungkharisma, Kamis (2/5/2019).

Menurut Lieus, itu bukan soal besaran uang yang mereka janjikan, melainkan demi pemilu yang jujur dan adil. “Kita terima tantangan mereka dan kami siap buka-bukaan. Terserah mereka mau mengambil tempat pembuktiannya di mana, di markas mereka juga boleh. Tapi harus disaksikan notaris dan ahli hukum,” sambungnya.

Ia lalu meminta relawan Jokowi yang menjanjikan hadiah Rp 100 miliar segera menunjukkan menunjukkan uang tersebut kepada publik dan menyerahkannya kepada notaris.

Lieus menambahkan, laporan dari beberapa pihak termasuk Tim IT BPN Prabowo-Sandi dan data para relawan yang selama ini menyebut adanya kecurangan Pemilu bukanlah hoax.

“Kami punya data-data valid terkait dugaan kecurangan tersebut. Karena itu kami siap menerima tantangan mereka. Kita siap membeberkan data-data kecurangan yang kita miliki di depan mata mereka,” katanya.

“Kami terima tantangan ini hanya untuk membuktikan bahwa kecurangan itu fakta dan benar terjadi. Bahkan akibat kecurangan itu kerugian suara Paslon Capres 02 bisa-bisa lebih dari 5% sebagaimana yang mereka tuntut. Kalaupun kemudian ada hadiahnya, lumayanlah bisa dibagi-bagi untuk rakyat miskin yang membutuhkan bantuan,” tegasnya.

Namun begitu, Lieus menilai sayembara berhadiah Rp 100 miliar itu hanyalah trik untuk mengintimidasi dan menakut-nakuti rakyat.  “Mereka lupa, rakyat sekarang sudah semakin cerdas. Jadi, jangan dikira rakyat bodoh dan bisa diintimidasi lalu menjadi takut. Tidak,” tandasnya. (kmp,rmol)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry