SURABAYA | duta.co – Ratusan Kepala Sekolah MI (Madrasah Ibtidiyah) yang tergabung dalam Forum Koordinasi Kepala Madrasah Ibtidaiyah (FK2MI) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Ahad (20/8/2017) bertandang ke Museum Nahdlatul Ulama (NU) di Jl Gayungsari Timur, Surabaya. Dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI yang ke-72, mereka ‘mengaji’ kembali semangat para kiai NU dalam memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Kunjungan ini sangat penting, mengingat semakin menipisnya wawasan kebangsaan akhir-akhir ini. Padahal, kiai-kiai NU sudah memberikan contoh konkret betapa hubbul wathon, cinta tanah air itu bagian dari iman,” demikian disampaikan HM Arif Sutarno, SPdI kepada Zainul Arifin petugas Museum NU yang menemani dan menjelaskan sejarah NU kepada guru-guru dari LP Ma’arif itu.
Masih menurut Ustadz Arif, apa yang ada di Museum NU ini, perlu disosialisasi secara masif kepada seluruh warga NU, terutama generasi mudanya. Sebab, akhir-akhir ini muncul pemahaman-pemahaman keliru dalam berbangsa dan bernegara. Ada yang menghukumi hormat bendera haram, Pancasila disamakan dengan berhala.
“Kalau anak-anak muda tidak dipahamkan, maka, pemahaman sesat itu bisa tumbuh subur. Museum NU memiliki peran penting untuk mengajarkan cinta tanah air kepada anak-anak muda NU. Dengan melihat fakta-fakta sejarah, tidak perlu lagi banyak cerita, bahwa, ulama kita telah mengorbankan darah dan nyawa untuk kemerdekaan ini,” tegasnya.
Sementara Zainul Arifin, yang menemani para pengunjung menyampaikan, mengatakan, bahwa, belakangan guru-guru Ma’arif sedang giat berkunjung ke Museum. Menurut Zainul, selain dari Jawa Tengah ada juga dari Jawa Barat bahkan luar pulau. Ini menunjukkan betapa penting bagi warga NU untuk kembali melakukan penetrasi sejarah perjuangan.
“Hampir semua pengunjung merasa prihatin dengan tergerusnya rasa kebangsaan, ini menyusul adanya kelompok-kelompok yang anti Pancasila, anti NKRI,” tegasnya. (sov)
