KEDIRI | duta.co – Berawal dari laporan masyarakat atas kasus kebakaran hutan lindung di Petak 148 Blok Pungkruk Desa Damarwulan RPH Besowo Kabupaten Kediri, dengan luas terbakar mencapai 20 hektar pada bulan lalu. Kemudian komunitas Front Pembela Hutan (FPH) berinisiatif mendatangi lokasi kejadian dan hasilnya sungguh mencenggangkan.
Disampaikan dr. Ari Purnomo Adi selaku ketua komunitas ada enam temuan dan kini telah dikirim ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI beserta data pendukung. Surat bernomor 006/FPH/XI/2018, perihal Laporan Kegiatan Pengawasan Kebakaran Hutan dan Lahan telah dikirimkan pada 10 Nopember seiring peringatan Hari Pahlawan.
“Ada enam catatan berdasarkan surat yang kami kirimkan kepada Menteri Lingkungan Hidup, tembusan kepada pihak terkait termasuk Kapolres dan Bupati Kediri. Diantaranya, data atas kebakaran hutan, semak belukar dan ladang seluas 10 hektar,” terang Ari Purnomo Adi saat dikonfirmasi Minggu (11/11/2018)
Kemudian, telah terjadi perubahan fungsi hutan dari hutan lindung dengan vegetasi campuran menjadi areal pertanian dan perladangan. Poin ketiga maraknya kasus pencurian, perusakan dan kebakaran hutan bambu di areal tersebut. Terjadi aktifitas perambahan hutan termasuk pencarian produk hutan diantaranya madu.
Solusi yang diberikan FPH, disampaikan dr. Ari sapaan akrabnya, melakukan reboisasi kawasan hutan yang terbakar dengan tanaman produktif.
“Seperti durian, alpukat, cengkeh dan kopi. Diharapkan mampu merubah status dan fungsi hutan lindung menjadi hutan produksi. Kemudian dari luasan wilayah RPH Besowo, tidak sebanding dengan jumlah polisi hutan hanya empat anggota,” terangnya.
Sebagai bentuk komitmennya, tim FPH kini melakukan aksi donor pohon, mengetuk hati seluruh warga untuk membantu bibit yang kemudian akan ditanam di lokasi bekas kebakaran.
“Kami sedang mengumpulkan bibit tanaman, akan kembali melakukan gerakan reboisasi di kawasan hutan lindung yang terbakar,” terangnya. (nng)
