RAKOR: Rakor Penanggulangan Bencana Daerah digelar BPBD Kota Kediri (duta.co/Nanang Priyo)

KEDIRI | duta.co -Jangan hanya menyatakan rasa duka mendalam saat bencana datang, namun antisipasi dan melakukan edukasi, harus dibuktikan pemerintah daerah dalam hal ini melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Catatan ini menjadikan kesimpulan atas Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2018, digelar BPBD Kota Kediri bersama Tim CSR Kota Kediri, bertempat di Titik Nol Cafe, Selasa (31/7).

Usai dibuka secara resmi Asisten I Bidang Pemerintahan, Mandung Sulaksono, acara diskusi dilanjutkan tanya jawab berlangsung sarat permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Hadir sebagai narasumber, Kasi Pencegahan BPBD Propinsi Jawa Timur, Misdarno, Ketua KADIN Kota Kediri, Solihin, perwakilan Kantor Bank Indonesia Kediri, Nasrullah.

Adapun hadir sebagai peserta, kalangan akademisi, relawan peduli bencana, kaum disabilitas, TNI – Polri, perwakilan media, seluruh satuan kerja di Pemerintah Kota Kediri serta sejumlah pengusaha di Kota Kediri.

“Melalui forum ini, mari kita ajukan menu yang kemudian melalui BPBD untuk diajukan kepada Forum CSR,” jelas Solihin, Ketua KADIN saat sesi diskusi.

Hal sama juga disampaikan Nasrullah, bahwa selama ini Bank Indonesia telah melakukan tanggapa bencana dengan melakukan edukasi terkait keuangan, pemberdayaan masyarakat dan peduli pada program pendidikan melalui bea siswa.

Selanjutnya, Ketua GP Ansor Kota Kediri, Wazid Husni menyampaikan bahwa pihaknya memiliki anggota 231 orang terdiri dari Ansor dan Banser. Yang bisa dikerahkan bila terjadi bencana.

“Namun selama ini, mereka hanya beberapa yang terlatih dan ini perlu selalu diasah kemampuannya. Bukan hanya sekedar bisa memadamkan saja,” jelasnya.

Selanjutnya perwakilan dari RAPI Kediri, Dodi Feriandra menyampaikan perlunya dipasang alat hydrant di sejumlah titik yang rawan bencana kebakaran.

“Kota Kediri adalah kota yang semakin padat dan rawan terjadi kebakaran di pemukiman. Pola pemadaman dengan menggerakkan partisipasi masyarakat, dengan sistem pemadaman portable harus dilakukan dengan memasang hydrant,” jelasnya.

Atas beragam usulan ini, Misdarno menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan TNI – Polri dan kelompok masyarakat atas program peningkatan kapasitas demi penanggulangan bencana hingga di pelosok.  Dia pun mencontohkan Kota Surabaya, menggandeng PT. SIER melakukan pelatihan bagi relawan di tingkat kelurahan.

“Seperti di Kota Surabaya, sudah menggandeng PT. SIER yang ada di Rungkut. Setiap kelurahan dilatih perusahaan tersebut. Sampai sekarang masih dilakukan, setiap lingkungan di kelurahan dilatih dua komponen, baik pemerintah melalui BPBD dan juga TNI,” terangnya.

Terkait peralatan di masing – masing kelurahan, dijelaskan Kasi Kebencanaan, dananya merupakan partisipasi masyarakat melalui sistem jimpitan.

“Ada yang mampu cuma seribu rupiah, kemudian dikumpulkan bisa untuk membeli mesin pompa, kemudian selang dan kini memliki diesel portable,” jelasnya.

Penghujung acara, disepakati bahwa terkait bencana juga perlu diperhatikan bencana sosial berupa perlindungan anak dan perempuan.

“Bahwa dalam regulasi peraturan pemerintah telah dibuat, bahwa bencana bisa berupa sosial, kasus kekerasan pada anak dan perempuan. Apalagi Kota Kediri kini meraih predikat Kota Layak Anak,” jelas Solihin, Ketua KADIN. (nng)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry