PARA peserta lomba tradisional yang digelar Formi Kabupaten Pasuruan di Lapangan Nguling, (foto : abdul)

PASURUAN | duta.co – Permainan tradisional yang kian hilang di masyarakat, saat ini mulai digalakkan agar kesenian tersebut tak punah. Untuk menggairahkan kesenian yang banyak digemari masyarakat ini, Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) Kabupaten Pasuruan menggelar sejumlah permainan itu di Lapangan Nguling, Minggu (10/9/2017).

Meski kondisi panas terik matahari tak menyurutkan semangat ribuan peserta lomba permainan dan olahraga tradisional dan kesenian tersebut. Suasana penuh kekeluargaan dan kegotongroyongan serta kebersamaan dengan menjunjung sportivitas, jarang terjadi. Kali ini berbeda, dengan ditunjukkan melalui permainan olahraga dan kesenian tradisional tersebut.

Dengan antusias warga bergantian memberikan dorongan semangat dan sekaligus menjadi peserta dalam lomba sebanyak empat cabang olahraga itu.
Sejumlah olahraga dan kesenian tradional yang dilombakan atau dipertandingkan saat itu terdiri dari dagongan (saling dorong dengan bambu), enggrang, terompah (kelompen) gandeng dan ojung cambuk rotan).

Ada gelak tawa dan canda, meski terjatuh saat bermain engrang, terompah maupun dagongan, ada kegembiraan tersendiri bagi para peserta maupun penonton. Bahkan meski saling pukul dengan rotan dalam tari ojung, peserta tetap tersenyum ramah kepada lawang masing-masing. “Permainan ini sungguh mengasyikkan,” ujar Mulyono, warga sekitar, Minggu (10/9/2017)

Ketua Formi Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf mengungkapkan bahwa tradisi dan budaya yang ada di masyarakat melalui permainan rakyat menunjukkan rasa kebersamaan, kegotong royongan dan kekeluargaan yang tinggi. “Makanya kami yang tergabung dalam Formi Kabupaten mengajak semua pihak menjaga dan melestarikan budaya serta tradisi masyarakat, “paparnya.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan, Iswahyudi, menyampaikann bahwa melestarikan permainan dan olahraga tradisional, adalah cermin dari karakter Bangsa Indonesia yang sesungguhnya.
“Tidak bisa dipungkiri lagi, dalam permainan dan olahraga serta kesenian tradisional justru menjadi pengikat tali silaturahmi yang kuat, “terangnya.

Menurutnya, dalam permainan atau lomba, sudah hal yang wajar ada yang kalah dan ada yang menjadi juara. Sehingga yang diutamakan rasa kebersamaan. “Istilah kalah menang diterima dengan sangat sportif saling berjabat tangan dengan senyum. Bahkan meski kalah, tetap saja terbahak dan menunjukkan rasa guyub dan gotong royong yang kuat, ”jelas Iswahyudi.

Semangat sportivitas itu tidak bisa dipungkiri dan nampak dalam berbagai permainan dan olahraga tradisional yang digelar Formi tersebut. Seperti dalam permainan engrang, para guru justru dikalahkan murid-muridnya dan mereka justru tertawa terbahak-bahak sambil merangkuli anak didik yang mengalahkannya. Hal itu tak biasa terjadi antara guru dan muridnya. (dul)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry