Dekan FK Unusa, Dr dr Handayani (kanan) melantik dan mengambil sumpah mahasiswa FK Unusa angkatan ke7, Rabu (24/5/2023). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK Unusa) kini memiliki Computer Bqsed Test (CBT) Center dan OSCE CENTER. Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Center.

Dengan fasilitas itu, kini mahasiswa FK Unusa bisa mengikuti Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) di kampus sendiri tidak menumpang di kampus lain. Dengan fasilitas ini pula, berpengaruh terhadap tingkat kelulusan UKMPPD itu. Kkarena menjalani ujian di kampus sendiri akan membuat mahasiswa lebih percaya diri dalam mengikuti ujian

“Hal yang membanggakan bagi kami, 90 persen lebih mahasiswa FK dinyatakan lulus fisrt taker Ini menjadi tolok ukur keberhasilan dan mutu pembelajaran, sekaligus menentukan penilaian akreditasi Fakultas Kedokteran. Nilai baik jika angka kelulusan di atas 80 persen. FK Unusa di atas 90 persen yang lulus Fisrt Taker,” kata Dekan FK Unusa, Dr dr Handayani, Rabu (24/5/2023).

Apa yang dikatakan dr Handayani terbukti. Sebelas mahasiswa program pendidikan Profesi Dokter FK Unusa lulus UKMPPD first taker 100 persen. Sehingga mereka berhak dilantik dan diambil sumpahnya. Dan sudah berhak menyandang gelar dokter.

Ke-11 lulusan angkatan ke-7 itu dilantik dan diambil sumpah bersama pada Rabu (24/5/2023) di Auditorium Kampus B.

Lulusan Puji Sistem Pendidikan FK Unusa

Tiga mahasiswa yang dilantik dan diambil sumpahnya masing-masing; Ilyas Febri, Jauhan Farhat dan Sultan Fadjar Pelu mengatakan, model pembelajaran yang diterapkan di Unusa saat mengambil pendidikan profesi dokter telah mengantarkan mereka dan rekan-rekan lainnya bisa lulus dalam UKMPPD dengan predikat fisrt taker.

“Saya sangat yakin pola dan model yang diberikan kepada kami dalam menjalani pendididkan profesi dokterlah yang menghantarkan kami lulus dalam sekali saja dalam mengikuti UKMPPD,” kata Ilyas Febri, yang mantan ketua BEM FK Unusa.

Diungkapkannya, jika ia mendengar dan shering dengan mahasiswa dari fakultas kedokteran perguruan tinggi lain, apa yang diperoleh di Unusa sangat berbeda.

“Kami para mahasiswa pendidikan profesi dokter saat menjalani stase selalu berhadapan langsung dengan dokter spesialis, sehingga langsung memperoleh ilmu dan bimbingan dari ahlinya. Di tempat lain biasanya berhadapan dengan mahasiswa PPDS, baru saat menjalani ujian dengan dokter spesialisnya,” kata Ilyas Febi yang tinggal di Palu, kelahiran Demak, Jawa Tengah, 1 Februari 1998.

Hal sama juga diungkapkan oleh Sultan Fadjar Pelu, dokter asal ambon yang sebelumnya pernah kuliah di Fakultas Hukum hingga semester lima. Menurut putra keempat dari empat bersaudara kelahiran 22 Februari 1996 ini, pendididkan profesi dokter di Unusa sungguh sangat berbeda jika dia mendengar dari teman yang juga menjalani pendidikann profesi dokter di luar unusa.

“Di Unusa dosen dan dokternya ramah-ramah, sehingga kami juga dituntut untuk memperlakun hal sama kepada pasien yang kami temui. Kami dituntut selalu mendengar keluhan dan cerita pasien sebelum mengambil tindakan,” katanya.

Kenapa hal itu harus dilakukan? Kata Sultan bernada tanya dan kemudian dijawabnya sendiri, karena ada pasien yang hanya dengan menyampaikan cerita tentang penyakitnya lalu sebagai dokter kita mendengarkannya dengan seksama, penyakitnya sudah sembuh. “Karena memang ada pasien yang tersugegsti hanya dengan omongan dan bertemu dokter,” katanya.

Hal ini juga diungkapkan oleh Jauhan Farhat, alumni dari Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, berceritra, jika mahasiswa pendidikann profesi dokter Unusa mendapatkan fasilitas terbaik dalam segala hal, baik rumah sakit tempat tempat koas maupun didalam persiapan menempuh UKMPPD.

“Kami benar-benar dibimbing dan diarahkan serta mendapat ilmu dan pengetahuan tentang bagaimana sebaiknya menjalani profesi dokter kelak dikemudian hari. Bukan hanya itu, sebagai dokter lulusan Unusa, kami selalu diingatkan untuk segala sesuatunya dipulangkan kepada Allah swt,” katanya. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry