SURABAYA | duta.co – Tidak banyak karya film dari produser dan sineas dari Kota Surabaya yang memproduksi film. Namun dibalik minimnya produksi film dari Kota Surabaya, justru memantik semangat Lifei Jomtiankaew founder SLC, agency sport yang sekaligus menjadi produser film dengan judul BATTLE IN ประเทศไทย (Thailand).
Yang membanggakan, seluruh pemain dari film BATTLE IN ประเทศไทย (Thailand) merupakan anak-anak muda yang awalnya gemar dengan berbagai olahraga dan menjadi juara di bidang oelahraga masing-masing. Seperti karate, gulat, dan muay thai olahraga beladiri yang berasal dari Thailand dan telah mendunia, salah satunya digemari di Indonesia.
Lifei Jomtiankaew produser film sekaligus founder SLC mengatakan ketertarikan membuat film melihat bakat dan potensi anak-anak muda Kota Surayaba yang sukses menjadi juara di berbagai cabang olahraga. Harapannya dari film tersebut bisa memacu dan inspirasi pemuda lain untuk menekuni hoby dan bakatnya serius.
“Mereka masih muda-muda, kebanyakan masih sekolah SMP-SMA dan satu yang sudah Mahasiswa. Dengan mengumpulkan mereka dalam satu film sepertinya menarik,” jelasnya kepada media disela press conference rilis Film BATTLE IN ประเทศไทย (Thailand).
Lifei menambahkan para atlit berbakat yang bergabung dalam SLC dan terlibat dalam pembuatan film ini tidak hanya dari Kota Surabaya melainkan terebar di kota-kota Jatim juga Jateng dan NTT. Dalam perjalanan mereka di Thailand, para pemain film dan atlit mengikuti training camp bersama atlet number one Muay Thai di Thailand.
“Harapan lain supaya atlit dapat latihan di luar negeri dari camp tersebut. Untuk filmnya sendiri debut tayang 8 September di Kota Surabaya. Bulan depan juga tayang di Singapura, Thailand, Filipina dan USA,” ujarnya.
Tidak hanya tayang di bioskop regular, Lifei menegaskan film BATTLE IN ประเทศไทย (Thailand) tahun 2025 kerjasama dengan Netflix sehingga bisa dinikmati dan ditonton lebih luas lagi lewat platform digital.
Melihat judulnya, film BATTLE IN ประเทศไทย (Thailand) bercerita tentang perjalanan dan suka duka anak-anak muda mengejar mimpinya menjadi yang terbaik dalam bidang olahraga yang ditekuninya.
Sammy, salah satu pemeran dalam film ini mengatakan salah satu akting yang sulit dilakukan yakni scene sedih. “Biasa olahraga dan harus melakukan adegan sedih, pastinya susah dan sulit perlu waktu untuk melakukannya,” jelas Sammy yang menekuni olahraga karate.
Sementara Davin Kenzy menambahkan scene yang berat dan harus dilakukan yakni waktu pengambilan gambar dan adegan di pantai Pattaya. “Saat itu syuting saat siang di tengah cuaca panas tidak menggunakan alas kaki.”
Ditanya bagaimana membagi rutinitas latihan dengan belajar, dijelaskan Lionel, siswa yang masih SMP, tetap seperti biasanya. Pagi ssampai siang sekolah, sore menyelesaikan tugas sekolah dengan cepat dan malamnya tetap latihan seperti biasanya.
Sementara Haikal, salah satu pemain yang sudah mahasiswa berbagi pengalaman membagi waktu dengan bijak. Baginya pelajaran akademik tetap jadi prioritas meski berkecimpung di bidang non akademik.
“Sudah biasa dan pelajaran akademik tidak boleh diabaikan. Latihan tetap tanpa mengganggu jadwal kuliah,” tegasnya. Imm
