
Sunanto, M.Pd – Dosen PGSD, FKIP
Data yang ada, 60 persen guru di Indonesia ini belum memiliki kompetensi dalam pembelajaran. Mereka juga kurang berinovasi dalam proses belajar mengajar.
Data lain juga mengungkapkan hampir 75 persen guru di hampir seluruh kota di Indonesia ini tidak mempersiapkan proses pembelajaran dengan baik dan terkontrol.
Para guru cenderung mengaajar dengan mengutamakan materi yang diajarkan, bukan pada tujuan pembelajaran sehingga mereka kurang merancang strategi pembelajaran, bahan ajar dan juga merancang alat evaluasi dan penilaian pembelajaran.
Ada fakta lain juga bahwa guru cenderung monoton dalam mengajar. Artinya mereka kurang menerapkan metode-motode pembelajaran yang kreatif dan menarik yang bisa membangkitkan semangat siswa belajar di kelas.
Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa
Guru di Indonesia harusnya memiliki empat kompetensi yakni kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial (Leonard 2015). Masing-masing kompetensi tersebut memiliki komponen-komponen yang harus dikuasai dengan baik oleh guru.
Misalnya kompetensi pedagogik di mana kompetensi ini berbicara tentang kemampuan guru dalam merencanakan,melaksanakan dan akhirnya mengevaluasi pembelajaran.
Khusus pada kompetensi pedagogik, seringkali terlupakan adalah pada bagian merencanakan, di mana guru harus mampu menyesuaikan kebutuhan siswa dengan rencana yang akan dibuat.
Sering kita dengar beberapa masalah  tentang faktor-faktor penyebab rendahnya kualitas guru dan hasil belajar siswa. Hal ini bagian hal yang sangat penting dicari penyebab rendahnya kualitas guru dan proses belajar siswa semakin rendah apakah ada faktor lain.
Dari hasil diskusi dengan guru-guru memberikan pendapat yang membuat kualitas guru rendah karena kesejahteraan guru masih masih kurang dan banyak faktor lainnya memperangaruhi.
Sementara ketika guru-guru tersebut mengetahui konsep pendidikan maka tidak ada masalah dalam mengajar di sekolah. Jika guru itu sudah profesional dan mempunyai keterampilan mengajar maka proses pembelajaran akan berdampak baik.
Karena guru tersebut sudah paham  tentang konsep-konsep kompetensi yang harus dipahami oleh guru agar kualitas guru sebagai pengajar yang profesional dan terpecaya bisa melekeat dengan baik.
Maka hasil belajar siswa dapat dipengaruhi rasa senang atau tidak akan performa guru, pelajaran dan lingkungan sekitarnya.
Karenanya untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya.
Dengan profesionalitas, seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik buat bagi siswanya, berusaha mengembangkan kepribadian sebagai guru yang empatik, sabar dan tulus kepada muridnya.
Selain itu, guru juga harus berusaha menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik dan unik sehingga membuat siswa dapat mengkuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.
Maka guru menjadi peran penting dalam dunia pendidikan, jika gurunya profesional maka prestasi hasil belajar siswa semakin meningkat dari prestasi akademik sampai dengan no akademik. *