Farah Nuriannisa, S.Gz., M.P.H.
Dosen S1 Gizi Fakultas Kesehatan
AKHIR-akhir ini, para orangtua di Indonesia dibuat resah oleh isu peningkatan kejadian diabetes melitus dan gagal ginjal pada anak. Berbagai situs berita melansir bahwa Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan kejadian diabetes melitus pada anak usia 12-18 tahun meningkat hingga 70% dari 2010 hingga 2023 lalu.
Berbagai penelitian yang dilakukan sebelumnya menjelaskan bahwa peningkatan tren tersebut dikaitkan dengan peningkatan faktor risikonya seperti obesitas. Obesitas sendiri sangat dipengaruhi oleh pola hidup yang kurang tepat, seperti pola makan tinggi lemak, tinggi garam (natrium), dan tinggi gula. Ketiga zat gizi tersebut umum ditemukan pada produk makanan/minuman kemasan, sehingga faktor tersebut dapat diperbaiki dengan cermat membaca informasi nilai gizi (nutrition fact) yang tercantum pada kemasan produk makanan/minuman.
Membaca dan memahami informasi nilai gizi pada label makanan adalah kunci untuk memilih produk yang lebih sehat dan bergizi seimbang. Informasi nilai gizi memberikan informasi penting tentang kandungan gizi, baik makro maupun mikro, dalam produk makanan.
Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi UnusaÂ
Untuk membaca dan memahami informasi nilai gizi yang tercantum dalam kemasan, kita dapat membaca (1) Ukuran Sajian/Takaran Saji (Serving Size) yang menunjukkan jumlah produk pangan yang biasa dikonsumsi dalam satu kali makan, dinyatakan dalam ukuran rumah tangga yang sesuai untuk produk pangan tersebut, misal 10 gram atau 1 keping atau 1 kemasan; (2) Jumlah Sajian per Kemasan (Serving per Container) yaitu jumlah takaran saji yang terdapat dalam satu kemasan pangan atau jumlah porsi per kemasan tersebut.
Bila tertera jumlah sajian per kemasan tersebut adalah 2, maka kita akan mengonsumsi energi dan zat gizi 2 kali lipat dari kandungan gizi yang tertera di label tersebut, begitu seterusnya, sehingga makin tinggi jumlah sajian per kemasan, maka semakin banyak energi dan zat gizi yang kita konsumsi. Setelah mengetahui jumlah sajian per kemasan, kita dapat mencermati kandungan gizi yang tertera, dimana kandungan gizi tersebut adalah kandungan per takaran saji atau porsi. Berikut contoh dari cara membaca informasi nilai gizi (nutrition fact) suatu kemasan minuman:
Takaran saji atau porsi yang tersedia adalah 200 ml. Jumlah sajian per kemasan menunjukkan bahwa jumlah porsi dalam satu kemasan tersebut adalah 1,5 porsi. Kandungan energi per sajian atau porsi adalah sebesar 70 kkal, yang berarti bahwa bila seseorang mengonsumsi atau menghabiskan satu kemasan tersebut, maka seseorang telah mengonsumsi 70×1,5 = 105 kkal. Sedangkan, kandungan gula per sajian atau porsi adalah sebesar 17 gram, sehingga bila seseorang mengonsumsi satu kemasan tersebut, maka seseorang telah mengonsumsi 17×1,5 = 22,5 gram gula.
Sering kali kita tidak sadar telah mengonsumsi produk makanan/minuman kemasan dengan jumlah sajian per kemasan lebih dari satu sajian/porsi. Sebagai contoh, satu merk keripik kentang, tersedia berbagai macam ukuran kemasan, yang mana makin besar kemasannya, tentu saja makin banyak sajian per kemasannya. Tak jarang, kita memilih membeli kemasan besar dengan dalih lebih hemat, kemudian kita mengonsumsinya sendiri dalam satu kali makan.
Padahal, jumlah sajian per kemasannya mencapai 2-5 sajian. Akibatnya, kita mengonsumsi energi, lemak, karbohidrat, gula, dan natrium tinggi. Pemerintah telah mengatur batas konsumsi gula (sukrosa), garam (natrium), dan lemak dalam sehari, yaitu secara berurutan 50 gram, 2000 miligram, dan 72 gram. Anjuran tersebut tercantum dalam Pedoman Gizi Seimbang yang dibuat agar masyarakat Indonesia menjaga pola makan supaya terhindar dari obesitas dan berbagai gangguan metabolik. Oleh karena itu, bacalah informasi nilai gizi dengan cermat, agar kita menjadi lebih sehat. *