
SURABAYA | duta.co – PT Bank CIMB Niaga Tbk mencanangkan ambisi besar dalam industri perbankan di Indonesia. Rencana jangka panjang PT Bank CIMB Niaga Tbk disebutnya dengan Forward30 (F30) akan menjadi fondasi penting bagi transformasi bank periode 2025–2030.
Demikian dikatakan President Director CIMB Niaga, Lani Darmawan dalam media gathering di Kota Surabaya Kamis, 9 Oktober 2025. Menurut Lani program ini menjadi kelanjutan dari Forward23+ (F23+) yang diperpanjang akibat pandemi Covid-19, dan kini menekankan konsep purpose driven: advancing customers and society.
“CIMB Niaga ingin membantu masyarakat Indonesia dan nasabah untuk mewujudkan mimpi dan aspirasinya dengan semangat Work from Heart,” ujar Lani.
Menurut Lani untuk mencapai target menuju F30, sejumlah inovasi dan gebrakan dilakukan PT Bank CIMB Niaga Tbk diantaranya spin off Unit Usaha Syariah, ekspansi jaringan dan pasar ke kota-kota kedua di Indonesia dan maksimalkan layanan digital.
Lani menambahkan PT Bank CIMB Niaga Tbk menegaskan akan melakukan spin off (pemisahan) unit usaha syariahnya pada Mei atau Juni 2026. Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang bertajuk Forward 2030 (F30) yang dijalankan mulai 2025 hingga 2030.
“Seluruh persiapan menuju spin off berjalan baik dan sesuai regulasi. Kami wajib melakukan spin off karena aset syariah sudah melampaui Rp50 triliun. Kami harapkan spin off bisa terlaksana di bulan Mei atau Juni 2026,” ujar Lani.
Lani menilai, pemisahan ini akan membuka babak baru perbankan syariah Indonesia, mengingat jumlah bank syariah masih terbatas dibanding bank konvensional. Selain itu, CIMB Niaga juga mencatat pertumbuhan signifikan dalam program F23 Plus (2019–2024), dengan laba sebelum pajak naik dari Rp4,8 triliun menjadi Rp8,8 triliun, meski sempat menghadapi pandemi Covid-19.
“Langkah spin off ini menjadi sinyal kuat komitmen CIMB Niaga untuk memperkuat ekosistem perbankan syariah nasional sekaligus memperluas akses keuangan inklusif di Indonesia.”
Lebih lanjut Lani Darmawan menjelaskan, kondisi likuiditas perseroan cukup longgar untuk mendorong pertumbuhan kredit. Kondisi likuiditas perbankan pada kuartal ketiga mulai melonggar, sehingga meredakan perang suku bunga dana yang sempat terjadi pada awal tahun. Penempatan dana pemerintah ke Himbara menjadi salah satu faktor yang membantu memulihkan kondisi tersebut.
“Membaiknya likuiditas membuat biaya dana tidak lagi mengalami kenaikan dan persaingan suku bunga Dana Pihak Ketiga (DPK) di pasar menurun. Hal ini membuka potensi bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit pada kuartal keempat. Meskipun likuiditas membaik, daya beli masyarakat yang belum pulih menyebabkan pertumbuhan kredit melambat.”
Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan menilai kondisi likuiditas perbankan pada kuartal ketiga tahun ini mulai melonggar. Perang suku bunga dana yang sempat terjadi akibat ketatnya likuiditas pada awal tahun, kini mulai mereda.
“LDR perbankan pada awal 2025 untuk KBMI 4 (bank dengan modal inti di atas Rp 70 triliun) mencapai 95% hingga 98%, tetapi sudah mulai melandai di kuartal ketiga. Apalagi himbara mendapatkan penempatan Rp 200 triliun, likuiditas seharusnya jauh lebih membaik,” ujar Lani.
Lani menjelaskan, kondisi likuiditas perseroan cukup longgar untuk mendorong pertumbuhan kredit. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga atau loan to deposit ratio (LDR) hanya mencapai 81% pada kuartal ketiga tahun ini. Ia pun melihat biaya dana tak lagi naik meski tak juga turun tajam. Penempatan dana pemerintah Rp 200 triliun ke Himbara, menurut dia, turut membantu persaingan dana mereda.
“Paling tidak persaingan suku bunga DPK di pasar sudah menurun. Hingga kuartal IV sudah menurun sehingga buka kredit juga dapat turun,” kata dia.
Di sisi lain, Lani melihat daya beli masyarakat belum membaik. Pertumbuhan kredit perseroan hingga kuartal ketiga tahun ini diperkirakan hanya tumbuh di kisaran 4,5% secara tahunan, melambat dibandingkan posisi kuartal kedua tahun ini yang tumbuh di kisaran 6,8%.
“LDR bagus, tetapi kami hati-hari dalam menyalurkan kredit karena jika terjadi NPL dampaknya bukan tahun ini saja,” kata Lani.
Guna memperluas coverage jelas Lani PT Bank CIMB Niaga Tbk mulai membidik kota-kota kedua di Indonesia. Kalau tahun 2024 ekspansi ke kota kedua di Indonesia sukses, tahun 2025 ini diperluas menjadi 30 kota.
“Kalau selama ini hanya kota besar di Indonesia seperti Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, kini ekspansi massif dilakukan di kota kedua. Ambil contoh di Jatim kini menyasar kota seperti Tulungagung, Malang, Jember, Banyuwangi dan lain-lainnya.”
Diakui Lani potensi ekonomi kota kecil atau kota kedua menjanjikan. PT Bank CIMB Niaga Tbk sudah memetakan kota potensial yang menjadi sasaran ekspansi dengan geliat ekonomi yang tinggi menjadi alasan.
“Selama ini memang dikuasai oleh bank yang tergabung dalam himbara, saatnya bank swasta juga membidik pasar kota kedua dan PT Bank CIMB Niaga Tbk melakukannya.”
Transaksi Digital Bank CIMB Niaga Capai 90 Persen

PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) terus memperkuat layanan perbankan di berbagai daerah, termasuk di Surabaya. Salah satunya adalah menggenjot layanan digital kepada nasabah. Upaya ini untuk terus mendukung nasabah dan masyarakat dalam mewujudkan mimpi dan aspirasinya sesuai tujuan Bankk CIMB Niaga, yakni Advancing Customers and Society.
“Sebanyak 90 persen transaksi di Bank CIMB Niaga dilakukan secara digital. Transaksi digital membuat semuanya lebih mudah. Apalagi , pertumbuhan pembukaan rekening digital sangat tinggi, bahkan hingga dua digit. Baik retail maupun non-retail,” jelas Presiden Direktur & CEO CIMB Niaga Lani Darmawan.
Di Kota Pahlawan ini, terbaru CIMB Niaga menghadirkan 2 Digital Branch, yakni di Jalan Mayjen Sungkono dan Jalan Jemursari. Kedua bank ini menggabungkan layanan konvensional dengan fasilitas Digital Lounge dengan tetap mempertahankan sentuhan layanan personal yang ramah khas CIMB Niaga.
“Kehadiran Digital Branch tersebut melengkapi layanan yang tersedia sehingga menjadi 20 kantor cabang. Termasuk satu kantor cabang syariah, serta tiga Digital Lounge yang tersebar di berbagai titik strategis sebagai solusi finansial bagi nasabah,” tambah Lani Darmawan.
Head of Region Jawa Timur CIMB Niaga Rhena Octaria menyatakan, Surabaya dipilih sebagai salah satu kota yang menjadi fokus pengembangan inovasi dan layanan CIMB Niaga, mengingat kota ini tidak hanya menjadi ibu kota provinsi Jawa Timur, namun juga merupakan salah satu kota metropolitan yang paling dinamis dan hub Indonesia bagian Timur yang terus berkembang. Karena itu, CIMB Niaga juga terus menghadirkan inovasi terbarunya di Surabaya agar layanan nasabah semakin optimal.
“Di usia yang telah memasuki 70 tahun ini, kami terus berkomitmen untuk berperan aktif membantu nasabah dan masyarakat Indonesia mewujudkan mimpi dan aspirasinya dengan semangat bekerja dari hati, termasuk di Surabaya. Dengan beragam inovasi yang kami hadirkan di kota ini, seperti Digital Branch, kami ingin meningkatkan layanan sesuai preferensi nasabah, sehingga diharapkan dapat meningkatkan loyalitas nasabah. Kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh nasabah dan stakeholders atas kepercayaan dan dukungannya, sehingga CIMB Niaga tumbuh menjadi bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia,” ujar Rhena dalam Media Gathering bersama CIMB Niaga di Surabaya, Kamis (9/10/2025).

Sedangkan Chief of Network & Digital Banking CIMB Niaga Budiman Tanjung menjelaskan transaksi digital terus meningkat, kini hampir 90 persen transaksi sudah digital. Untuk memudahkan layanan nasabah dari mana saja dan kapan saja, CIMB Niaga juga terus mengembangkan platform digital.
“Nasabah dapat mengakses OCTO by CIMB Niaga sebagai platform keuangan digital pilihan utama. Layanan ini tersedia baik dalam aplikasi maupun website untuk membuka tabungan, transaksi sehari-hari, mengajukan pinjaman, hingga berinvestasi.”
Konsistensi CIMB Niaga dalam berinovasi, sejalan dengan milestone yang telah ditorehkan sejak berdiri 1955. Dalam rentang tujuh dekade, CIMB Niaga dikenal terdepan dalam inovasi di industri perbankan di Indonesia. Mulai dari bank pertama di Indonesia yang menghadirkan mesin ATM (1987), bank pertama yang menyediakan layanan perbankan secara online (1991), hingga transformasi digital melalui aplikasi OCTO Mobile (2020) yang terus dikembangkan dengan fitur lengkap dan terkini sesuai dengan kebutuhan nasabah. Atas kepercayaan yang diberikan, CIMB Niaga berhasil meraih Net Promoter Score (NPS) pada 2024 sebesar 57, menunjukkan tingkat loyalitas nasabah yang sangat baik.
Dari sisi kinerja CIMB Niaga juga semakin kuat dan tumbuh positif. Pada semester I-2025, CIMB Niaga membukukan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp4,4 triliun. Kenaikan ini didukung oleh pertumbuhan kredit 6,8 perse year on year (YoY) menjadi Rp231,8 triliun serta dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp261,9 triliun. Adapun total aset konsolidasi sebesar Rp357,9 triliun per 30 Juni 2025 yang memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.
Rasio CASA juga tetap kuat di angka 69,0%, sebagai bukti dari meningkatnya kepercayaan nasabah terhadap layanan perbankan CIMB Niaga. Di sektor perbankan syariah, Unit Usaha Syariah CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) mencatat kinerja yang solid dengan pembiayaan Rp59,6 triliun dan DPK Rp48,2 triliun.
Selain itu, CIMB Niaga juga konsisten berkontribusi nyata melalui empat pilar Corporate Social Responsibility yang mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan. Pilar pendidikan menjangkau lebih dari 108 ribu penerima lewat beasiswa serta literasi dan inklusi keuangan. Pilar kesehatan dan kesejahteraan masyarakat menghadirkan inisiatif #CegahStunting bersama UNICEF untuk 1.000 anak gizi buruk.
Pilar pemberdayaan ekonomi mendukung lebih dari 700 UMKM, terutama yang dikelola perempuan dan teman disabilitas di Indonesia Timur. Sementara pilar iklim dan lingkungan mencakup penanaman 83.400 bambu dengan potensi serapan karbon lebih dari 11.400 ton CO₂, memberdayakan lebih dari 1.000 petani, serta pemanfaatan energi terbarukan. Imm





































