Exxon Mobil Bojonegoro mendongkrak produksi minyak di Jatim, Bali dan Nusa Tenggara sehingga  penurunan produksi di kawasan ini tidak turun secara drastis. DUTA/istimewa

 

SUMENEP | duta.co – ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) saat ini tengah memasuki tahap produksi puncak mencapai 206 ribu barel minyak perhari. Berproduksinya EMCL secara maksimal mampu mendongkrak keseluruhan total produksi minyak di Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara sehingga produksi minyak di kawasan ini tidak menurun secara drastis dibandingkan daerah lain.

Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jabanusa Ali Masyhar mengatakan saat ini EMCL sedang mengalami kenaikan produksi minyak di angka 200 ribu hingga 206 ribu barel per hari.

“Saat ini sedang masa uji coba. Secara teknis masih menyesuaikan apakah fasilitas yang ada bisa digunakan untuk menaikkan produksi tanpa harus menambah fasilitas lagi,” paparnya saat Lokakarya Media SKK Migas – KKKS Jabanusa Periode I – 2017 di Sumenep, Selasa (11/4) lalu.

Dia menambahkan, awalnya EMCL hanya mencanangkan produksi puncak diangka 185 ribu barel minyak perhari.  “Ternyata cadangannya lebih banyak dari yang diperkirakan. Produksi minyak EMCL pun terus mengalami kenaikan secara bertahap,” terang Ali.

Di pertengahan tahun 2015 silam, produksi minyak EMCL hanya mencapai 80 ribu barel perhari. Angka ini kemudian naik signifikan pada awal 2016 dengan produksi minyak sebesar 165 ribu barel perhari. Kemudian, angka ini naik lagi menjadi 185 ribu barel perhari di awal 2017. Hingga puncaknya bisa mencapai 206 ribu barel perhari. Hanya saja, lantaran kondisi cuaca yang buruk membuat EMCL harus mengerem produksi lantaran stasiun penampung kelebihan kapasitas.

“Di Gagak Rimang, Tuban kemarin memang cuaca buruk dan hujan besar. Sehingga kapal pengangkut tidak bisa merapat untuk mengambil minyak di sana sehingga tangki sumur di Gagak Rimang penuh,” ujar Ali.

Padahal, dari 206 ribu produksi EMCL sebanyak 200 ribu bph dikirim ke Gagak Rimang, di FSO EMCL. Sisanya, sebesar 6 ribu dikirim ke TWU. “EMCL merupakan tumpuan utama produksi migas di Jabanusa. Saat semua sumur utama minyak di Indonesia mengalami penurunan justru EMCL masih bisa naik,” terang Ali.

Sampai Maret 2017 realisasi produksi minyak di Jabanusa mencapai 230 ribu barel perhari hingga 240 ribu barel perhari. Selain EMCL, Jabanusa juga mengandalkan JOBPPEJ dengan produksi minyak 10 hingga 14 ribu barel perhari. Realisasi produksi minyak nasional sampai akhir Maret mencapai 815.600 ribu barel perhari. Target lifting nasional mencapai 815 ribu barel perhari di APBN 2017. Salah satu kontribusi positif berasal dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu yang pada akhir Maret mampu memproduksi 205.119 bph atau melebihi target 201.155 bph. (end)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry