Tampak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin bersama Erick Thohir. (FT/rmol.co)

JAKARTA | duta.co – Media sosial tengah disasar tulisan Danny Siregar, yang menyebut dirinya sebagai Baboo Digital Indonesia. Danny, pendukung kuat Jokowi, berhasil menarik isu-isu sensitif seputar pilprtes 2019.

Setelah menakut-nakuti ancaman radikalisme jika Jokowi kalah, kini Danny tampak plong dengan dipilihnya Erick Thohir sebagai Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin.

“Erick Thohir, Langkah Kuda Yang Merusak Pertahanan Lawan…” demikian judul tulisan Danny yang juga nyasar ke medsos duta.co, Sabtu, 8/9/2018).

Menurut Danny, Erick Thohir adalah teman dekat Sandiaga Uno. Ini juga diungkapkan Sandi sendiri pada media, bahwa ia dan Erick berteman bukan sekedar pribadi tetapi juga keluarga dan bisnis. Istri mereka belanja dan arisan bareng. Sandi khawatir bahwa masuknya Erick Thohir dalam jajaran Jokowi, akan merusak persahabatan mereka.

“Sebenarnya kekhawatiran Sandiaga Uno bukan hanya disitu, bahkan lebih luas. Erick Thohir sangat mengenal Sandi luar dalam, dan ini membahayakan. File-file lama Sandi bisa keluar ke permukaan. Bisa hancur deh image sebagai santri post Islamisme yang sudah dibangun pelan-pelan,” begitu Danny sambil menegaskan keyakinannya, bahwa, Erick Thohir tidak akan sejahat itu. Dia profesional murni. Dan ini juga tetap menakutkan Sandi.

Bukan cuma Danny, Ketua Umum Dewan Eksekutif Nasional RJCI, yang notabene Relawan Jokowi Center Indonesia (RJCI), Raya Desmawanto, juga tampak plong. Ia mengapresiasi keputusan Jokowi memilih Erick Thohir sebagai ketua Tim Kampanye Nasional (TKN).

Ditambah lagi, masuknya Jusuf Kalla (JK) yang bersedia diplot menjadi ketua tim pengarah, semakin membuat mesin pemenangan padu, kuat, dan bergerak lincah menuju kemenangan Pilpres 2019.

“Masuknya Pak Erick Thohir dan Pak JK ke dalam tim inti, bahkan memimpin TKN, kian menambah militansi dan keyakinan para relawan untuk memenangkan paslon ini. Terima kasih Pak Erick dan Pak JK,” Raya Desmawanto seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL.

Raya yakin, masuknya duet Erick Thohir-JK dalam TKN Jokowi-Maruf membuat strategi bakal paslon Prabowo-Sandiaga menjadi goyang dan buyar. Bahkan, Raya meyakini kalau kubu Prabowo telah mati langkah dan harus mencari formula baru untuk meracik tim pemenangan.

“Kubu sebelah (Prabowo-Sandi) jadi buyar dan mati langkah dengan masuknya Erick Thohir dan JK. Seluruh sisi telah dikepung dan kayaknya yang sebelah harus meracik ulang lagi,” kata Raya.

Satu sisi, menunjukkan kegagahan pasangan Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin. Tetapi, ini sekaligus menunjukkan betapa tebal bayang-bayang kekalahan mereka.

Wasekjen DPP Partai Gerindra Andre Rosiade menjelaskan, bahwa, penunjukan Erick Thohir itu justru merupakan kali ketiga kubu Jokowi mengikuti apa yang dilakukan kubu Prabowo. Jokowi dinilai terjebak  pola yang dilakukan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Bahkan disebutnya sebagai follower alias pengikut.

“Ini bukti mereka terdekte. Kenapa saya bilang kubu Pak Jokowi itu jadi follower kami, karena pertama kita bikin #2019GantiPresiden, mereka bikin #TetapJokowi atau #Jokowi2Periode,” ujar Andre.

Kedua, sambung pria asal Sumatra Barat tersebut, di saat ada ijtima ulama yang merekomendasikan dua ulama, Salim Segaf Al Jufri dan Ustaz Abdul Somad sebagai cawapres Prabowo Subianto, kubu Jokowi mengekor dengan menunjuk Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin sebagai pendampingnya.

“Ketiga, ketika Sandiaga Uno ditunjuk jadi pendamping Pak Prabowo, kubu Pak Jokowi bingun, akhirnya mencari ketua timses yang pengusaha muda juga,” bebernya.

“Jadi Erick Thohir itu duplikat, dan tidak akan bisa menandingi keunggulan Sandiaga Uno. Pak Erick itu bisa dibilang ‘Sandi-Sandian’. Itulah bukti bahwa petahana selalu jadi follower kami,” selerohnya.

Dunia Politik Penuh Intrik

Dipasangnya Kiai Ma’ruf, tidak serta merta menarik suara warga NU. Buktinya tidak sedikit tokoh-tokoh kultutal NU yang justru sebaliknya, merasa harus menyelamatkan NU dengan tidak memilih Jokowi-Kiai Ma’ruf.  Karena dipilihnya Rais Aam PBNU ini, sekaligus menjadi ‘lonceng kematian’ organisasi.

“Bagi saya, gampang sekali menjelaskan, kalau warga NU ingin menyaksikan jamiyyah diniyah ini kuat, tidak menjadi alat politik praktis, ya pilih Prabowo-Sandi. Jangan biarkan NU menjadi alat politik kelompok tertentu,” demikian Pengasuh PP Barul Ulum Tambakberas, Jombang, KH Hasib Wahab yang akrab dipanggil Gus Hasib kepada duta.co.

Dari sini, bayang-bayang kekalahan pasangan Jokowi-Kiai Ma’ruf, masih terlihat tebal. Pertanyaannya: Mampukah Erick Thohir bersinar ‘lebih terang’ di dunia perpolitikan yang penuh dengan intrik? Wallahu’alam. (mky.rmol)