
Siti Nur Hasina, S.Kep.Ns., M.Tr.Kep – Dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
DIABETES Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme yang ditandai hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Hal itu disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskuler dan neuropati.
DM merupakan suatu penyakit kronis di mana organ pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak efektif dalam menggunakannya.
Info Lebih Lanjut Buka Website Resmi Unusa
Seseorang dengan DM mengalami perubahan psikis di antaranya stress pada dirinya yang berkaitan dengan perawatan yang harus dijalani. Berdasarkan studi National Institute of Diabetes Mellitus and Digestive and Kidney Disease lansia dapat menyandang DM tipe 1 dan DM tipe 2.
Penyandang DM tipe 1 maupun tipe 2, menjalani ketegangan kronik hidup dengan perawatan diri kompleks dan berisiko tinggi mengalami depresi dan Distress Emosional spesifik karena DM. Distress pada Diabetes Mellitus akan mempengaruhi upaya kontrol glukosa pada pasien DM. Manajemen Diabetes Mellitus dalam kehidupan seharihari dapat menjadi beban bagi penyandang DM,sehingga dapat menimbulkan perasaan frustrasi, marah, kewalahan dan putus asa.
Lansia adalah kelompok usia pada orang yang sedang memasuki fase terakhir dari tahapan kehidupannya. DM adalah masalah metabolik yang dijelaskan oleh hiperglikemia terkait dengan ketidakteraturan pencernaan pati, lipid dan zat putih telur diakibatkan oleh pelepasan hormon dalam pankreas yang berkurang dan menyebabkan ketidaknyamanan yang terus-menerus pada mikrovaskuler, makrovaskuler dan neuropati.
Mengurangi distress dapat dilakukan dengan senam ergonimis. Senam ergonomis merupakan pengembangan yang memajukan posisi dan kemampuan beradaptasi sistem sensorik dalam aliran darah, memperkuat suplai oksigen ke otak besar, sistem pengapian untuk kadar asam urat, kolesterol, dan glukosa. Distress pada penderita Diabetes Melitus dapat memicu terjadinya hormon kartisol yang dapat meningkatkan gula darah. Distress yang dialami lansia akibat tidak menerima penyakit yang dialaminya dan kekhawatiran terhadap penyakitnya, dia takut penyakitnya tidak akan sembuh dan dia merasa jadi beban bagi keluarga dan tidak adanya perhatian khusus dari keluarga
Penatalaksanaan DM salah satunya adalah olahraga secara teratur yang terdiri dari setidaknya 150 menit per minggu. Manfaat olahraga sama bagi setiap orang dengan atau tanpa DM yaitu meningkatkan kebugaran fisik, memperbaiki keadaan atau stress emosional, pengendalian berat badan, dan meningkatkakan kapasitas kerja. Latihan fisik atau olahraga untuk lansia yang dapat dilakukan misalnya senam kegel, yoga, taichi dan ergonomic exercise berbasis spiritual care.
Pelaksanaan senam ergonomic atau ergonomic exercise sebagai berikut:
1) Gerakan pembuka, berdiri sempurna, pernafasan diatur serileksnya sehingga seluruh saraf menjadi satu titik pada pengendalian otak.
2) Gerakan takbiratul ikhram, gerakan ini seperti gerakan lapang dada yang artinya sebagai manusia harus menerima kenyataan hidup dan sabar..
3) Gerakan rukuk, gerakan iki seperti gerakan tunduk syukur yang artinya selain kita banyak bersyukur kepada Allah, sebagai manusia harus senantiasa saling menghargai dan menghormati.
4) Gerakan sujud, gerakan yang diderivikasikan dengan gerakan duduk perkasa yang artinya sebagai manusia harus tunduk dan merendahkan dirinya kepada Allah SWT..
5) Gerakan shalat duduk diantara dua sujud, gerakan ini disebut gerakan pembakaran yang melambangkan ketenangan jiwa.
6) Gerakan berbaring pasrah, gerakan ini membuang kesombongan, menjadikan keikhlasan dalam hati, memprasahkan diri kepada Allah SWT. Gerakan terakhir ini sebagai puncak relaksasi tubuh dari ketegangan fisik dan mental.
Dengan senam ergonomik berbasis spiritual care mengaktifasi ikatan insulin dan reseptor insulin di membrane plasma sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah. Manfaat latihan fisik adalah menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin.
Juga bisa memperbaiki sirkulasi darah dan tonus otot, mengubah kadar lemak darah yaitu meningkatkan kadar HDL kolesterol dan menurunkan kadar kolesterol total serta trigliserida Ergonomic exercise berbasis spiritual care itu sendiri adalah senam fundamental yang gerakannya sesuai dengan fungsi fisiologis tubuh dan gerakannya sangat sederhana.
Setiap gerakan di dalam senam ergonomik ini akan membuat tubuh rileks dan otot-otot digerakakan secara optimal sehingga lebih banyak menyerap gula darah untuk proses pembakaran. Melakukan senam ergonomik secara rutin, minimal 2-3 kali seminggu ±20 menit jika semua gerakan dilakukan sempurna. *