KEDIRI | duta.co –Ditengah hiruk pikuk suasana Pemilu Serentak kini mesin politik warga di Kabupaten Kediri beralih menjelang tahapan pemilihan kepala daerah. Diketahui bersama, masa bakti Bupati Kediri, dr, Hj. Haryanti Sutrisno dan Wakil Bupati Kediri, Drs. H. Masykuri berakhir pada 26 Januari 2020.
Kali pertama suara menginginkan ganti Bupati Kediri, merupakan komunitas kaum emak-emak tergabung dalam Relawan Roemah Djoeang Kediri.
Pernyataan ini disampaikan Isnani yang akrab disapa Srikandi RD kepanjangan Roemah Djoeang, merupakan komunitas relawan pendukung pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo – Sandi.
“Besok paling tagar yang cocok #2020saatnyagantibupatikediri atau #2020lengserkandinastisutrisno,” ungkapnya saat dikonfirmasi Jumat (19/04/2019)
Kenapa harus ganti? Secara tegas sosok srikandi dikenal bekerja tidak pernah lelah ini, berharap ada perubahan di Kabupaten Kediri. Mulai dari program pengurangan angka kemiskinan, membuka lapangan kerja baru hingga meningkatkan kualitas pendidikan untuk semua tingkatan.
“Banyak persoalan menyentuh langsung masyarakat khususnya di pelosok, namun belum terselesaikan hingga saat ini,” terangnya.
Dia pun menyebut bahwa di Kabupaten Kediri tanpa terasa telah dikuasai selama empat dinasti, diawali masa jabatan Sutrisno selama dua periode kemudian dilanjutkan istrinya, Haryanti selama dua periode.
“Namun apa yang bisa dirasakan dan dinikmati dari kepemimpinan empat periode ini?. Sudah saatnya Kabupaten Kediri mempunya pemimpin baru, bukan bagian dari keluarga atau orang terdekat dinasti,” jelas Srikadi RD.
Dirinya bersama kaum emak-emak pun kini tengah mencari sosok yang layak untuk memimpin kabupaten.
“Tidak harus pengurus partai, namun orang yang selama ini memiliki perhatian lebih dan tidak merindukan pujian. Setelah tahapan akhir Pilpres, kami akan sampaikan nanti namanya. Kini kaum emak-emak sedang melakukan kajian,” jelasnya. (nng)
