
Risiko yang dihadapi ibu hamil sangatlah besaar. Namun, tidak semua para ibu mengetahui apa itu risiko tinggi saat kehamilan. Mereka juga tidak mengetahui bagaimana menghindari agar tidak terjadi risiko tinggi kehamilan. Dan kalau sudah terlanjur mengalami bagaimana menanganinya, mereka butuh didampingi dan diedukasi.
—
Dosen Universitas Nahdatul Ulama Surabaya (Unusa) selama ini memiliki kader binaan di Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Jambangan, Kota Surabaya. Kader itu diberi nama Laskar Gertak Kita (Gerakan Serentak Kesehatan Ibu dan Balita).
Kader ini yang menjadi kepanjangan tangan para dosen untuk melakukan pemantauan, analisis sekaligus edukadi pada para ibu terutama yang sedang hami, menyusui dan tentunya yang memiliki balita.
Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa
Kader inilah yang selalu memberikan laporan para dosen yang terdiri dari R Khairiyatul Afiyah ( Prodi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan), Farida Umamah (Prodi D3 Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan), Rusdianingseh (Prodi Profesi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan) dan Farizka Zata Amani (Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran) tentang masih banyaknya ibu hamil yang mengalami risiko tinggi.
“Mereka melaporkan ada yang mengalami anemia, kurang energi kronis dan sebagainya. Kalau ada satu saja ibu hamil yang mengalami itu di satu wilayah berarti di wilayah itu ada potensi terjadinya risiko tinggi kehamilan,” ujar Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Unusa, R Khairiyatul Afiyah atau Rere.
Dari laporan itu, akhirnya para dosen bergerak. Dia datangi lagi kader Laskar Gertak Kita, untuk membahas bagaimana cara mengedukasi para ibu hamil agar tidak mengalami risiko tinggi kehamilan.
“Kalau pun terkena bagaimana menanganinya dan yang terpenting itu memang cara menghindari atau tindakan preventif,” jelasnya.
Diakui Rere, kehamilan risiko tinggi sangat rentan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mudah terjadi abortus, bayi lahir prematur, pendarahan dan sebagainya. Bahkan, kata Rere bisa mengakibatkan kematian pada ibu dan bayinya.

“Padahal saat ini, pengurangan angka kematian ibu dan bayi sangat digalakkan. Kita dari tim kesehatan berupaya untuk menurunkan angka itu. Ya salah satunya dengan menurunkan angka kehamilan risiko tinggi,” ungkapnya.
Karena itu pada 24 Maret 2022 lalu, tim pengmas mengedukasi para ibu hamil, kader Laskar Gertak Kita dan para keluarga ibu hamil untuk sama-sama belajar tentang kehamilan risiko tinggi.
Dari edukasi itu banyak ibu hamil yang mulai memahami tentang kehamilan risiko tinggi. Bagaimana cara menghindari agar risiko itu tidak terjadi. “Dan kalaupun sudah terjadi, bagaimana merawatanya itu mereka bisa paham,” tutur Rere.
Yang pasti kata Rere, bagi ibu hamil menghindari hal-hal yang bisa memacu terjadi kehamilan risiko tinggi harus dihindari. Misalnya hindari stres, rajin olahgara ringan, memenuhi kebutuhan cairan tubuh, pola hidup sehat, makanan makanan bergizi dan sebagainya. ril/end