Tampak Khofifah didampingi Gus Kikin ziarah makam Mbah Hasyim Asy'ari di Jombang. (FT/IST)

SIDOARJO | duta.co – Selama minggu tenang, Bu Nyai Istiqomah Ali Mustawa mengajak santri-santrinya untuk terus istighotsah, berdoa agar Pemilihan Gubernur Jawa Timur, Rabu 27 November 2024 besok, berjalan sukses dan lancar. Harapannya agar Khofifah-Emil diberi kekuatan menjadikan Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara.

“Ini tugas mulia. Selasa (26/11) giliran kita berdoa di Gedung TPQ Al-Ikhlas Graha Permata, Desa Sidorejo. Kita khatamkan Alquran, istighotsah, mohon kepada Allah swt agar Pilgub Jatim benar-benar sukses. Bu Khofifah, Mas Emil diberi kekuatan jadikan Jatim sebagai Gerbang Baru Nusantara. Ini penting,” demikian disampaikan Bu Nyai Istiqomah istri KH Ali Mustawa, dzurriyah almaghfurlah KH Sahlan Thoyib, pendiri Pondok Pesantren Sahlaniyah, Krian, Sidoarjo, kepada duta.co, Senin (25/11/24).

Khofifah-Emil sendiri, juga tak henti-hentinya mendoakan warga Jatim. Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak itu, kemarin ziarah ke Makam pendiri NU Hadlaratusy Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dan juga ke makam Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid di kawasan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Sabtu (24/11/2024).

Diantar langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin, Khofifah dan Emil ziarah dan berkirim doa secara langsung di pusara ulama yang akrab disapa Gus Dur tersebut. Khofifah dan Emil tampak khusyuk memanjatkan doa. Terutama Khofifah yang memang memiliki kedekatan dengan Gus Dur.

Khofifah memandang Gus Dur adalah guru dan juga ulama yang memberikan banyak pelajaran hidup. Tidak hanya itu, Khofifah juga termasuk orang kepercayaan Gus Dur.

Dimana saat menjabat sebagai Presiden, Khofifah dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan juga Kepala BKKBN. Khofifah juga dipercayai Gus Dur untuk bersama-sama merintis pendirian Partai Kebangkitan Bangsa.

“Gus Dur adalah guru saya. Betapa bahwa semasa hidupnya beliau mengajarkan pada kita semua tentang pentingnya membangun persatuan, persaudaraan dan membangun harmoni,” kata Khofifah.

“Itu adalah satu warisan yang ditinggalkan Gus Dur untuk bangsa kita semua. Bahwa kita semua harus bersatu dalam pesaudaraan. Meski beda agama, beda suku, beda bahasa,” imbuhnya.

Khofifah juga menceritakan bahwa dirinya adalah orang yang diberi wasiat oleh Gus Dur.  Tepatnya dua tahun  dan dua bulan sebelum wafat, beliau pesan pada Khofifah, agar nanti kalau beliau wafat dibantu nisannya ditulisi “The Humanist Died Here”.

Pesan itu bahkan disampaikan Gus Dur tiga kali padanya. Ia bahkan mengkroscek ke beberapa kawan dekat Gus Dur  apakah juga diberi wasiat serupa. Namun ternyata tidak.

“Saya baru berani menyampaikan setelah haul Gus Dur yang ke lima di Tebuireng . Maka kalau panjenengan ziarah maka ditulisi Here Rest a Humanist. Di sini beristirahat bapak kemanusiaan. Jadi saya ingin sampaikan bahwa Gus Dur lebih senang disebut sebagai bapak kemanusiaan, bukan bapak pluralisme. Karena pluralisme merupakan sub dari humanisme,” tegas Khofifah.

Di sisi lain, Gus Kikin yang juga Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim. Dalam kesempatan ini, pihaknya kembali menyampaikan tentang semangat yang selalu dibawa Gus Dur yaitu tentang menjaga persatuan dan persaudaraan antarumat manusia.

“Sejak zaman duhulu di Tebuireng kita selalu membangun ukhuwah persaudaraan dan kekeluargaan. Itu karena Bangsa ini didirikan dengan dasar persatuan. Dan Bu Khofifah juga Mas Emil alhamdulillah memiliki semangat yang sama untuk menjaga keutuhan dan persatuan bangsa khususnya di Jatim,” pungkasnya. (mky,net)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry