
SURABAYA | duta.co – KH Muchith Abdullah, ulama sepuh asal Malang, Jawa Timur – kalau tidak ada aral melintang (insyaAllah) – akan menghadiri dzikir massal di Masjid Raya, Makassar di bulan Haji tahun ini. Menurutnya, dzikir disertai tobat nasuha bisa menjadi pintu perbaikan bangsa Indonesia.
“Sebagai rakyat kecil, kita harus ikut bertanggungjawab. Tidak boleh lepas tangan dari perjalanan negeri yang karut marut seperti ini. Kita – sebagai rakyat — telah disuruh memilih pemimpin yang cakap melalui Pilpres,” tegas KH Muchith Abdullah, kepada duta.co, Rabu (30/4/25).
Menurut Kiai Muchith Abdullah, negeri yang gemah ripah ini, akan menjadi baldatun toyyibatun warobbun ghofur, kalau masyarakatnya tidak saling menyalahkan. “Bahwa kritik diperlukan, benar. Tetapi bagaimana caranya kita menyampaikan kritik yang santun demi perbaikan, ini penting,” tegasnya.
Dalam dzikir nanti, lanjut Kiai Muchith Abdullah, dia akan mengajak jamaah untuk menangisi segala khilaf. Kenyataan yang ada sekarang seluruh anak bangsa kecewa. “Kita perbanyak pengakuan dholim atas sebuah proses demokrasi, hasilnya seperti sekarang ini. Tanpa ada pengakuan salah, sulit bangkit dari keterpurukan,” terangnya.
Yang dibaca, katanya, adalah doa Nabi Adam. “Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin. (Wahai Pemelihara kami (Ya Tuhan Kami), sesungguhnya kami telah berbuat dhalim terhadap diri-diri kami. Jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami, sungguh kami termasuk golongan orang-orang yang rugi,” urainya. (mky)





































