Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof Jimly Asshiddiqie bersama BJ Habibie dan Presiden Jokowi. (FT/ICMI)

JAKARTA | duta.co – Bantahan terhadap pidato Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof Jimly Asshiddiqie yang mendukung Presiden Jokowi untuk Pilpres 2019 terus mengalir, meski Jimly  sudah meminta maaf atas pernyataannya.

Diketahui, pernyataan Jimly dalam pidato pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) ICMI di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, memantik kontroversi di tubuh ICMI. Jimly menyatakan, ICMI tetap mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk periode selanjutnya.

Walhasil, Silaknas ICMI yang berakhir Minggu (10/12/2017) sempat menjadi rasan-rasan delegasi ICMI dari seluruh daerah. Anggota Dewan Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Fuad Bawazier, pun menanggapi pernyataan Jimly, ia menyebut pernyataan Jimly bukan mewakili ICMI.

“Dukung mendukung bukan tradisi ICMI. Kalaupun ada ICMI berbuat seperti itu pasti berdasarkan suatu keputusan rapat yang bersifat nasional. Bukan berdasar pendapat individu. Itu pernyataan individu yang bisa menimbulkan kritik luas di dalam,” ujar Fuad kepada wartawan, Sabtu (9/12/2017).

Pidato Prof Jimly Asshiddiqie memang sedikit ‘nyleot. Entah apa alasannya. Jimly tiba-tiba secara terbuka memberikan dukungan.

“Karena itu, ICMI tidak perlu dan tidak boleh ragu untuk mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo selama 10 tahun. Bukan untuk kepentingan orang per orang. No. Melainkan untuk kemajuan bangsa dalam jangka panjang,” kata Jimly disambut tepuk tangan meriah puluhan orang, seperti dikutip dari detikcom.

Acara tersebut memang dihadiri Presiden Jokowi. Tampak hadir pula, di antaranya Ketua Dewan Kehormatan ICMI BJ Habibie, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Namun, selang beberapa saat setelah Jimly mengeluarkan pernyataannya, suasana silaknas menjadi panas. Banyak kritik dan protes yang disampaikan peserta. Ketua ICMI Lampung Dr H M Yusuf S. Barusman yang hadir di acara tersebut menyatakan, Jimly langsung menyampaikan permohonan maaf lantaran pernyataannya telah menimbulkan kontroversi.

’’Peserta silaknas langsung ribut, seperti dari Jawa Timur, Jawa Barat, dan Makassar,” katanya.

Jimly pun mengklarifikasi pernyataannya itu sifatnya pribadi. Tidak mengatasnamakan organisasi ICMI. ’’Alhamdulillah, Ketum sudah minta maaf. Dan berjanji tidak mengulanginya,” kata Yusuf.

Jimly, lanjutnya, mengakui banyak yang tak setuju dengan pernyataannya. Sehingga dia langsung mengklarifikasi. ’’Saat beliau klarifikasi juga ada Pak Zulkifli Hasan (ketua MPR RI, Red),” tuturnya.

Secara organisasi, Yusuf menegaskan, ICMI Lampung tak sepakat dengan agenda politik dukung-mendukung. Tetapi, ICMI mendukung keberlanjutan pembangunan. Bahkan pernyataan Jimly itu juga jadi bahasan diskusi di grup WhatsApp ICMI Orwil Lampung. Respons negatif atas pernyataan itu dikemukakan para pengurus ICMI Orwil Lampung.

Bahkan, anggota Dewan Penasihat ICMI Lampung H Ardiansyah, SH sempat mensinyalkan bakal nonaktif jika ternyata ICMI terlibat politik praktis. ’’Kalau benar (ICMI terlibat politik praktis, Red), maka saya akan menepi dulu dari ICMI,” katanya kepada Radar Lampung.

Ardiansyah menilai, apa pun alasannya, itu adalah suatu pernyataan yang tidak baik.

’’Polanya semestinya bukan berbicara konteks dukungan terhadap Pak Jokowi agar terpilih lagi. Tetapi menjamin program yang baik bagi umat bisa dilanjutkan lagi, sekaligus mengoreksinya. Dan siapa pun sosoknya bisa saja. Tidak mesti menyatakan dukungan kepada orang yang sama untuk melanjutkannya,” ujar dia.

Menurutnya, pernyataan Jimly bisa menjadi bumerang bagi ICMI. ’’Dasarnya terkesan dipaksakan, dan ini akan jadi hal berbahaya tentunya,” sebut Ardiansyah. (dtc,rep,okz)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry